JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pencalonan Sutiyoso sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN) telah disetujui Komisi I DPR, setelah 10 fraksi menyepakati kepala BIN usulan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tersebut.

Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati (Nuning) mengatakan, proses persetujuan DPR bukanlah proses terakhir, sekarang bagaimana Sutiyoso dapat menyelesaikan tantangan ke depannya, terutama dalam memerangi serangan asing melalui siber.

"Kepala BIN kedepan tantangannya lebih berat, ancaman terorisme dan separatisme makin besar, apalagi dengan semakin terbukanya kita pada masuknya pengaruh asing melalui siber," kata Nuning pada TeropongSenayan, Kamis (2/7/2015).

Menurut Nuning, BIN adalah mata telinga presiden, jadi membutuhkan sosok yang cocok dengan presiden dan menjiwai visi misi yang diemban oleh pemerintah yang dipimpinnya.

"Tentu saja terpilihnya Sutiyoso sebagai KaBIN semoga tak menjadikan BIN mundur ke belakang dalam early warning system. Sutiyoso sendiri sudah lama tak dalam sistem, semoga saja dirinya masih memiliki kepekaan seorang perwira intel," harapnya.

Mantan anggota DPR ini berharap, Sutiyoso dapat menjalankan amanah presiden dan rakyat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Menurutnya, penguatan dalam penanganan potensi gangguan, ancaman faktual, gangguan nyata dan ambang gangguan harus benar-benar dilaksanakan secara serius dan profesional.

"Intelijen dalam lingkup BIN itu harus koordinatif dan solutif. Penguatan kapasitas dan kapabilitas intelijen kedepan harus dilengkapi dengan pelatihan dan pendidikan. Pasalnya kian kedepan sistem keamanan dan pertahanan negara kian luas dan makin kompetitif. Jadi bukan semata hanya terkait soal intel intai dan tempur (taipur), tapi juga mengedepankan intel proxy dan juga siber," tandasnya.(yn)