Kalian tahu cara memenangkan perang ekonomi dan pertempuran dagang? Adalah dengan "menyehatkan agensi dan lembaga-lembaga ekonomi pancasila" agar kuat dan jenius. Inilah agensi dan lembaga ekonomi yang tidak berhutang dari masa depan buat melunas hutang masa silam. Tidak ada cara lain.
Jika penyehatan agensi bisa dikerjakan lewat penajaman kurikulum dan inovasi, maka penyehatan kelembagaan harus dikerjakan dengan reorientasi Koperasi dan BUMN. Ini penting karena, Koperasi dan BUMN adalah lembaga ekonomi yang didirikan untuk menang parang ekonomi dan pertempuran dagang guna mencapai kesentosaan hidup di jagad raya.
Secara ontologis, koperasi dimiliki dan dikelola oleh anggotanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kekayaan, kesejahteraan dan kemartabatan anggota dan masyarakat sekitarnya. Untuk itu, koperasi harus punya, minimal lima prinsip: 1)Keanggotaan sukarela dan terbuka; 2)Pengelolaan demokratis; 4)Pembagian keuntungan yang adil; 4)Pengembangan ekonomi kecil ke besar; 5)Menjadi soko guru perekonomian nasional.
Yang jadi masalah, selama ini koperasi purba mendapati berbagai persoalan di perjalanan sucinya. Di antaranya adalah: 1)Keterbatasan modal kapital. Akibatnya membatasi kemampuan mereka untuk berkembang; 2)Pengelolaan yang tidak profesional. Akibatnya tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya; 3)Konflik kepentingan. Akibatnya tidak harmonis hubungan antara anggota, pengurus dan pengawas sehingga tidak fokus di program; 4)Keterbatasan akses ke pasar. Akibatnya lembaga tidak membesar dan menguat jaringannya; 5)Ketergantungan pada anggota. Akibatnya mengalami stagnasi dan limbo.
Bagaimana mengatasi problema itu? Negara harus hadir. Ekonom strukturalis harus memberikan inovasi dan solusi jeniusnya. Maka, saat presiden Prabowo membuat program Koperasi Merah Putih dan memerintahkan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) untuk terlibat permodalan dan advokasi, itu merupakan langkah tepat, ideologis dan konstitusional.
Selanjutnya kita harus melakukan internalisasi pikiran baru: 1)Yakini bahwa koperasi merupakan historical bloc (aliansi strategis kelas sosial dan kelompok plural) yang bersatu secara ekopolitik dan budaya di bawah hegemoni tertentu untuk memenangkan perang ekonomi; 2)Jadikan koperasi sebagai kelembagaan ekonomi strukturalis yang melancarkan narasi baru sehingga bisa menghancurkan seluruh kejahatan musuh. Kita tahu bahwa kemenangan besar hanya dapat diraih melalui penghancuran kemampuan musuh untuk melawan.
Selanjutnya, 3)Jadikan koperasi sebagai kekuatan yang sangat besar. Kementrian koperasi harus jadi avant-garde dan berlaku sebagai program utama, unggulan sekaligus subtantif kementrian. Kita tahu bahwa efektivitas yang optimal dalam perang maka kekuatan harus dipusatkan di titik tertentu.
4)Koperasi harus punya big data sehingga mampu beradaptasi dengan zaman dan mampu menembus titik lemah kompetitor. Dengan big data yang canggih, lembaga dapat segera tahu peta, jangkauan, kelemahan sekaligus gerak lawan.
5)Koperasi harus ideologis (makanya nama jadi penting: merah putih) dan siap tempur termasuk menyerbu musuh. Sebab, tiap hari adalah pertempuran dagang dan perang ekonomi. Dengan agensi dan intelijen yang terlatih, niscaya koperasi akan survive dan menang paripurna.
6)Koperasi harus mandiri, modern, martabatif dan menyemesta. Alat-alat IT dan strateginya harus terus diperbarui. Lembaga ini memastikan kemandirian sebagai tiang hidup dan benchmark; kemoderenan menjadi kejatidirian dan trademark; kemartabatifan sebagai nilai tertinggi dan etika bersama; dan kesemestaan (theo-antro-eco centris) sebagai cita-cita besar dan filosofinya.
Singkatnya, perekonomian kita (terutama perkoperasian) harus disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Akibatnya kemakmuran bersama seluruh rakyat Indonesia yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang, keluarga, ras dan suku tertentu. Dengan demikian, koperasi memiliki kedudukan konstitusional dan kultural sebagai inti dari sistem ekonomi yang direalitaskan kita semua agar sukses sepanjang masa.
Ingatlah bahwa kesuksesan adalah hasil dari kesungguhan yang tak pernah menyerah. Maka, setiap kegagalan menjadi batu loncatan menuju kemenangan. Sadari bahwa kemenangan adalah anugerah bagi mereka yang tidak pernah menyerah. Tentu sepanjang Koperasi dan kementrian/lembaganya tidak dikelola dan dikuasai oleh para koruptor, pengkhianat dan penjudi.(*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #