JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Presiden Justice and Democracy Forum (JDF) Asia Pasifik, Dr. Jazuli Juwaini, menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Palestina dan Israel yang tercapai melalui mediasi sejumlah negara. Menurutnya, kesepakatan ini merupakan langkah maju dalam upaya menghentikan penjajahan dan agresi Israel terhadap rakyat Palestina, meski belum menjadi akhir dari penderitaan panjang yang dialami bangsa tertindas tersebut.
“Kita patut menyambut positif langkah gencatan senjata ini. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa Israel sering kali melanggar kesepakatan semacam ini. Karena itu, dunia internasional harus tetap waspada,” tegas Dr. Jazuli.
Utusan Tetap Parlemen Dunia (IPU) untuk Urusan Timur Tengah ini menekankan bahwa gencatan senjata harus diikuti dengan mekanisme pengawasan yang ketat serta sanksi tegas dari negara-negara pihak ketiga, terutama di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), agar tidak terulang pelanggaran dan kekerasan yang terus mengorbankan warga sipil.
Lebih lanjut, Dr. Jazuli menyoroti bahwa prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan korban dan memulihkan Gaza dari kehancuran total akibat agresi militer Israel. Ia menyerukan solidaritas kemanusiaan global untuk membangun kembali Gaza di bawah otoritas pemerintahan Palestina yang sah dan berdaulat.
“Gencatan senjata tidak boleh berhenti pada jeda tembakan. Ia harus menjadi langkah awal yang berkelanjutan menuju pemulihan Gaza dan terwujudnya kemerdekaan penuh Palestina,” ujarnya.
Presiden JDF Asia Pasifik juga menegaskan bahwa gencatan senjata permanen harus menjadi tujuan akhir, disertai dengan penghentian total aneksasi tanah Palestina dan pengakuan dunia internasional atas negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sesuai resolusi PBB.
“Hanya dengan Palestina yang merdeka dan berdaulat, keadilan dan perdamaian sejati di Timur Tengah dapat terwujud,” pungkas Dr. Jazuli.