Berita
Oleh Emka Abdullah pada hari Kamis, 13 Agu 2015 - 07:23:53 WIB
Bagikan Berita ini :

Gaya Jokowi Libatkan KPK Di Awal Susun Kabinet Hanya Pencitraan

80uchok sky.jpg
Uchok Sky Khadafi (Sumber foto : Indra Kusuma)


JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Direktur Center Budget Analisys (CBA) Ucok Sky Khadafi menyayangkan Presiden Joko Widodo yang mengangkat sejumlah menteri tanpa melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Padahal, pada saat awal pembentukan kabinet Oktober2014 lalu, Jokowi melibatkan KPK dengan mengirimkan daftar nama calon menteri ke KPK. Pendapat KPK terhadap nama-nama calon menteri waktu itu pun menjadi pertimbangan Jokowi dalam memilih menteri.

"Itu artinya Jokowi tidak konsisten dengan komitmennya untuk melakukan pemberantasan korupsi. Di sisi lain, Jokowi sebenarnya hanya menjadikan KPK sebagai alat pencitraan saja," ujar Ucok kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Ucok menammbahkan jika reshuffle kabinet yang dilakukan Jokowi menimbulkan respon negatif dari pasar merupakan sesuatu yang wajar. Apalagi, lanjut Ucok, dalam jajaran menteri yang baru dilantik, terdapat nama Darmin Nasution, mantan Dirjen Pajak.

Darmin sempat beberapa kali diperiksa KPK sebagai saksi terkait kasus mafia pajak yang dilakukan pegawak kantor Ditjen Pajak Gayus Tambunan. "Wajar kalau pasar merespon negatif terhadap menteri-menteri baru. Sebagian orang kalau liat pak Darmin akan ingat kasus Gayus Tambunan," papar Ucok.

Ucok juga menyayangkan Jokowi yang tidak memanfaatkan momen reshuffle kabinet untuk memperbaiki pemerintahannya dengan memilih orang yang punya kemampuan dan bersih.(ss)

tag: #pencitraan jokowi  #kpk  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Legislator Dorong Pemerintah Pastikan Transisi Energi ke B50 Tak Abaikan Perlindungan Bagi Petani

Oleh Sahlan Ake
pada hari Selasa, 04 Nov 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi XII DPR RI, Ratna Juwita Sari mendorong Pemerintah untuk memastikan kebijakan transisi energi melalui peningkatan kadar biodiesel dari B40 menjadi B50 pada ...
Berita

Akademisi: Proyek Jalan Trans Halmahera Menguntungkan Perusahaan Tambang, Bukan Rakyat

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Akademisi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Astuti N Kilwouw menilai proyek pembangunan Jalan Trans Halmahera bukan ditujukan untuk kepentingan rakyat, melainkan ...