Opini
Oleh Leba Tukan Laurensius (Laporan dari Kupang) pada hari Kamis, 27 Nov 2014 - 12:46:30 WIB
Bagikan Berita ini :

10 Desa di Perbatasan RI-Timor Leste Belum Berlistrik

3NTT-peta.jpg
Peta Pulau Timor (Sumber foto : dok/TeropongSenayan)

KUPANG (TEROPONGSENAYAN) - Sebanyak 10 desa di wilayah perbatasan antara Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) di Kabupaten Timor Tengah Utara tepatnya di distrik Oekusi Ambeno hingga kini belum dipasang jaringan listrik. Tidak hanya jaringan listrik, tetapi jalan, jembatan dan air bersih juga menjadi kebutuhan yang sangat mahal bagi warga di 10 desa itu.

Hal itu terkuak ketika anggota DPRD Provinsi NTT dari Fraksi PAN Anggelino Dacosta berkunjung ke wilayah itu, Selasa (25/11). Ketika menghubungi wartawan dari daerah perbatasan RI-RDTL, Anggelino mengatakan, kondisi masyarakat di wilayah itu sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah baik pusat maupun daerah. "Ini teras depan RI sehingga butuh perhatian serius dari pemerintah," ujar" Anggelino.

Masyarakat di desa Napan, Kabupaten TTU sangat merindukan layanan air bersih dan transportasi jalan yang sangat memprihatinkan. "Masyarakat mengeluh soal listrik dan air dan alat transportasi berupa sepeda motor karena medan jalan yang rusak berat," katanya.

Karena itu, kata dia, DPRD NTT akan terus mendorong pemerintah agar mengalokasikan anggaran yang lebih besar lagi untuk pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan RI-RDTL. Ia bahkan akan berkoordinasi dengan jaringan partainya di pusat agar menggerakkan dana dari APBN untuk menggenjot laju pembangunan di sejumlah wilayah perbatasan di NTT. "Bagaimana mungkin kalau sesama kita di negara sebelah kehidupannya lebih layak dan lebih maju sementara kita, listrik dan air saja masih susah, kita berada di teras depan negara sehingga membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah pusat," ujarnya.

Anggelino juga mengatakan, hubungan kedua negara di wilayah perbatasan itu baik antara aparat keamanan maupun antara masyarakat terjalin sangat harmonis. Hal itu tercipta karena hubungan kekerabatan dan komunikasi yang harmonis terbangun antara kedua bela pihak. "Bahkan aparat TNI yang berjaga di wilayah perbatasan, juga memberikan pelatihan-pelatihan bagi masyarakat untuk usaha kecil berupa pembuatan tempe dan tahu serta penetasan telur namun masih terkendala listrik," jelasnya.(b)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #Perbatasan  #sama-sama miskin  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Selalu Ada Harapan

Oleh Swary Utami Dewi
pada hari Minggu, 28 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tadi malam, aku tersenyum bercampur nyengir melihat video singkat yang menayangkan perkataan beberapa kawan, yang (katanya) mau memajukan peradaban. Tapi keinginan ini ...
Opini

Warung Madura dan Pembangunan Entrepreneurship di Indonesia

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Warung Madura di Bali diminta untuk tutup pada malam hari. Berita ini menjadi topik hangat belakangan ini. Merujuk pemberitaan media, di Klungkung alasannya adalah keluhan ...