JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)—Pemerintah maupun PSSI dinilai tak paham mengurus sepak bola di tanah air. Buktinya, menurut Sarman- aktivis Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI)-baik pemerintah maupun PSSI terus menerus membiarkan kisruh seperti tak berujung.

“Pemerintah basa-basi, PSSI diurus oleh orang yang tidak paham dengan sepak bola. Maka akan semakin hancur masa depan sepak bola di Indonensia kalau terus dibiarkan,” papar Sarman kepada TeropongSenayan, Senin malam (12/9/2016) di Jakarta.

Sarman mengatakan bisa memahami Menpora hanya merekomendasikan Kongres Luar Biasa PSSI dilakukan di Yogyakarta. Bukan di Makassar seperti diinginkan PSSI. Sebab, saat ini memang telah terjadi rekayasa menjelang pelaksanaan kongres.

“Pemerintah melihat bahwa jika kongres dilaksanakan di Makassar maka akan reformasi PSSI ke titik nol tidak terjadi. Namun ini kan akibat kesalahan pemerintah sendiri yang terus membiarkan orang politik maupun yang cacat berada dalam lingkaran PSSI,” papar Sarman.

Oleh sebab itu Sarman menilai kisruh rencana Konggres Luar Biasa PSSI saat ini juga tidak lepas dari tangan pemerintah itu sendiri. Menurut dia, seharusnya pemerintah tegas bahwa melarang orang-orang yang tidak paham sepak bola masuk dalam lingkaran PSSI. Bukan malah membiarkan seperti saat ini.

“Pemerintah atas nama negara memiliki hak untuk ikut terlibat dalam pengelolaan organisasi sepak bola. Ini juga terjadi di negara-negara anggota FIFA,” papar Sarman yang baru saja mengunjungi pengelola sepak bola di negara-negara Amerika Latin ini.

Sarman mengungkapkan langkah jangka pendek yang perlu dilakukan adalah mengeluarkan orang politik dan yang telah memiliki cacat mengelola sepak bola dari lingkaran PSSI. Dia menyebut Hinca Panjaitan (politisi Partai Demokrat), Agum Gumelar (mantan Ketua Umum PSSI), Djoko Driyono tidak pantas mengelola PSSI.(ris)