Berita
Oleh Syamsul Bachtiar pada hari Senin, 14 Nov 2016 - 12:53:25 WIB
Bagikan Berita ini :

Jokowi Klaim Pertumbuhan RI Ketiga di Dunia, DPR: Pepesan Kosong

84heri-gunawan.jpg
Heri Gunawan (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan mengatakan, klaim Presiden Jokowi bahwa Indonesia berada pada urutan ketiga dalam hal pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dengan kondisi saat ini.

"Dengan adanya kondisi politik yang relatif labil itu, maka klaim pemerintah bahwa Indonesia telah mencapai pertumbuhan ekonomi nomor tiga di dunia hanya jadi 'pepesan kosong' di tengah perlambatan ekonomi dunia yang bergerak antara 2,5-3,0 persen, karena selama ini pun dari rezim ke rezim pergerakan sektor riil ada diangka 5,0 persenan," kata ketua DPP Gerindra ini kepada TeropongSenayan di Jakarta, Senin (14/11/2016).

"Belum lagi, rontoknya rupiah akan berdampak luas pada performa ekspor yang sudah menurun, meningkatnya beban pembayaran bunga utang, sehingga stimulus untuk membangkitkan ekonomi riil akan tersendat," tambahnya.

Sebaiknya, saran dia, pemerintah harus menjaga kondisi politik dalam negeri yang sekarang ini relatif masih labil.

"Tegakkan hukum dengan sebaiknya. Jika tidak, maka itu akan beresonansi dengan posisi ekternal yang terlalu baik pasca Pilpres AS," tandas Heri.

Menurutnya, yang patut diwaspadai pemerintah saat ini juga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang mengalami penurunan tajam hingga hampir 4 persen.

Sebab, terang dia, rupiah sempat menembus level Rp13.731 per USD. Padahal, sebelumnya, rupiah masih bertengger di level Rp13.100-an per USD.

Dikatakannya, penurunan rupiah itu lebih disebabkan faktor eksternal, yaitu, kemenangan Trump sebagai Presiden AS yang oleh sebagian kalangan dianggap mampu meningkatkan ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga di AS.

"Pemerintah perlu mewaspadai dampak yang lebih luas dari penurunan rupiah pasca kemenangan Trump. Indikasi itu tidak hanya pada penurunan rupiah tapi juga penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat turun 56,36 poin atau setara 1,03 persen," ungkapnya.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga musti mewaspadai spekulasi pasar yang terjadi pasca kemenangan Trump.

"Harus diakui bahwa tidak semua kalangan pasar yang memberi respon positif atas kemenangan tersebut. Ada juga sentimen negatif yang muncul di pasar keuangan global. Untuk di Indonesia, dampaknya tidak hanya ke nilai tukar rupiah tapi juga bisa terhadap perekonomian nasional secara luas," ungkap Heri.

Tentunya, kata dia, Bank Indonesia harus terus memantau dan mewaspadai laju rupiah yang sudah mencapai angka di atas angka Rp 13.500 perdolar AS.

"Ini sangat berbahaya dan mengkhawatirkan. Tentu, ini akan memberi efek sistemik khususnya terhadap beban pembayaran utang yang lebih besar lagi," kata politisi Gerindra ini.

Sebelumnya, dalam Rapimnas PAN di Hotel Bidakara Jakarta beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada urutan ketiga di dunia setelah China dan India.(yn)

tag: #ekonomi-indonesia  #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement