JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto menanggapi penetapan tersangka terhadap Emirsyah Satar, mantan Dirut maskapai Garuda Indonesia oleh KPK.
Darmadi mengatakan, penetapan tersangka Emirsyah harus dijadikan titik awal pengungkapan dugaan sejumlah penyelewengan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya.
"Direksi-direksi BUMN sudah canggih-canggih. Seperti tukang sulap bisa melakukan sesuatu secara cepat dan nyaris tidak terlihat. Diawasi (DPR) saja bisa lewat, apalagi enggak diawasi bisa lebih gawat," tandas politisi PDIP ini di kompleks Parlemen Jakarta, Jumat (20/01/2017).
Karena itulah, lanjut dia, salah satu alasan DPR menolak Peraturan Pemerintah (PP) 72 tahun 2016 tentang pengelolaan BUMN yang terkesan tidak ingin diawasi oleh dewan.
"Karena kita tidak ingin BUMN yang notabenenya menggunakan uang rakyat tak terawasi. Ya contohnya seperti kasus ini (Emirsyah Satar)," tegas politisi PDIP ini.
Selama ini, ungkap Darmadi, petinggi perusahaan penerbangan nasional tersebut tampilannya seolah-oleh seperti orang biasa jika mengikuti sejumlah rapat di Komisi VI DPR.
"Kalau ke DPR pura-pura tampilannya sederhana. Tapi gaya hidupnya ternyata super tinggi," sindirnya.
Menurutnya, kasus dugaan korupsi Emirsyah seperti puncak gunung es dan hanya potongan kecil dari banyaknya BUMN yang ada.
"Permainan di Garuda masih relatif kecil dibanding permainan-permainan di BUMN besar," ungkapnya.
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar sebagai tersangka suap pembelian mesin pesawat dari Rolls Royce Inggris.(yn)