Opini
Oleh Djoko Edhi S. Abdurrahman (Mantan Anggota Komisi Hukum DPR) pada hari Sabtu, 18 Feb 2017 - 10:19:10 WIB
Bagikan Berita ini :

Misteri SMS Gelap Kasus Antasari : Drama atau Dagelan?

43SAVE_20160822_125409.jpg
Kolom bersama Djoko Edhi Abdurrahman (Mantan Anggota Komisi Hukum DPR) (Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso )

Hari Tanoe jadi aktor baru kriminal. Biasanya TW yang populer di situ. Hari Tanoe jadi markus agar Aulia Pohan tak ditahan KPK. Kata Antasari, Ketua KPK, atas suruhan SBY. Upaya yang sangat wajar dari hubungan Hari Tanoe dengan SBY yang juga amat dekat. Saking dekatnya, sampai-sampai Eggi Sudjana menuding istana dihadiahi sedan Jaguar oleh Hari Tanoe di KPK. Hari Tanoe dan SBY balik melaporkan Eggi ke hukum, 2005. Jadi hubungan SBY - Hari Tanoe valid. Masuk motive itu untuk diubah menjadi modus, lalu mens rhea (niat jahat). Bagaimana menghubungkan motive, modus, mens rhea mayat Nasruddin dengan Hari Tanoe - SBY? Itu yang harus dibuktikan.

Kesimpulan yang dapat saya tangkap atas berita tv, Hari Tanoe jadi aktor intelektual pembunuhan Nasrudin bersama SBY. Crime motivenya, Hari Tanoe sebelumnya meminta Antasari agar tak menahan Aulia Pohan. Karena Aulia Pohan yang terlibat korupsi Bank Indonesia tetap ditahan oleh Antasari, maka SBY dan Hari Tanoe membalas dendam. Untuk apa?

Polda Metro sedang mendalami kasus yang dikemukakan Antasari tadi itu. Hotman Paris yang jadi lawyer Hari Tanoe balik menuding bahwa Antasari hanya cari sensasi. Karena polisi sudah ikut campur, tentu bukan sensasi lagi. Sementara itu, sensasi Antasari sudah berhasil men-downgrade rating pilkada DKI Jakarta Agus Sylvi sehingga out dari pertandingan.

Menurut ilmu advokat saya, yang paling dekat dengan desain adanya aktor intelektual pembunuhan Nasruddin adalah SMS gelap yang berisi ancaman Antasari kepada Nasrudin. SMS tersebut ternyata tidak pernah dikirim oleh Antasari. Di Pengadilan sudah dibuka data CDR dari provider, adalah betul Antasari tak kunjung mengirim SMS ancaman tadi. Sayangnya, Antasari sudah terlanjur dijadikan tersangka utama, juga akibat SMS gelap tadi. Saksi pun diarahkan ke Antasari seperti hujan anak panah di film Romance The Condor Hero. Bahkan penyidik punya bukti Rp 350 miliar duit di rekening Antasari yang hingga usai perkara pembunuhan itu, tak terdengar lagi. Apa mungkin diambil Hadiatmo? Duit itu diekpose oleh penyidik untuk meyakinkan publik bahwa Antasari juga adalah koruptor. Pada saat yang sama Kabareskrim disadap KPK setelah Susno Duadji mencairkan Rp 24 miliar rekening Gayus Tambunan yang diblokir atas nama hukum, kemudian dibagi-bagi (ref: Cicak Buaya I).

Si Candy cantik yang tugasnya merayu dengan seks Antasari juga raib, ke perlindungan saksi. Sayang Mun'im Idris sudah meninggal bahwa bukti pembunuhan itu memang rekayasa di tingkat penyidik. Yaitu, bullet (peluru) yang ditemukan tak cocok ukurannya dengan pistol berkarat yang digunakan si pembunuh. Pakaian korban telah ditukar. TKP sudah diatur, termasuk dokter yang melakukan otopsi.

Di tingkat JPU pun rekayasa itu lebih hebat. Pembacaan dakwaan oleh Cirrus Sinaga vulgar seperti novel seks majalah udara yang ditayangkan televisi penuh. Cirrus sendiri kemudian tertangkap jual beli pasal. Tampaknya sejumlah iblis utama penyidik dan JPU di kasus ini bersatu padu untuk menyingkirkan pedang keadilan Dewi Minerva Antasari Azhar.

Status SMS tersebut sangat penting karena menjadi bukti permulaan penyidik. SMS itu yang menghubungkam Antasari dengan mayat. Pada sidang PKnya, Majelis telah memerintahkan kepolisian mencari SMS tadi. Tak ada respon hasil kepolisian hingga kini.

Jelas saja tak ada. Sebab, semua bukti permulaan dikuasai oleh penyidik. Penyidik yang tahu seluk beluk bukti. Bahkan, bukti tidak diberikan kepada penasihat hukum kecuali yang diregistrasi di majelis sekadar diperlihatkan sejenak. "Saya dijanjikan tidak ditahan", testimoni Wiliardi, Kapolres yang menangani menyangkutkan keterlibatan Kapolri Bambang Danuri, di mana Wiliardi ikut jadi terpidana. Ngeri jika kepolisian bersatu melakukan kejahatan. Rapi jali, mengingatkan saya tentang pembunuhan peragawati top Dice karena Dice berani main asmara dengan suami Tutut Soeharto yang tertangkap malah seorang dukun.

Karena hukum pidana bicara bukti, muncul dua kemungkinan, Hari Tanoe atau SBY yang mengirim SMS tadi ke HP Nasrudin mengatasnamakan Antasari dengan teknik canggih IT. Hari Tanoe dan SBY bisa menyuruh orang lain. Tapi ketika CDR provider dibuka, mesti ketahuan dari mana dikirim. Jika dari Internet, juga ketahuan Internet Protokolnya.

Jadi pasti ketahuan. Kecuali penyidik sengaja tidak menyusuri pengirim dan atau menyembunyikan barang bukti. Makanya seperti dagelan baru. Sebab, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro adalah Irawan, Kapolda Metro DKI Jakarta kini yang lebih populer dengan Iwan Bule. Ia menguasai penyidik yang waktu itu belum independen seperti Perkap Kapolri dan Bareskrim.

Iwan canggih di situ. Ia dikenal sebagai pemain sejak dulu. Ketika Buwas menggeledah TW, ditangkapinya para penggeledah yang membuat gusar besar Kepala BNN Jenderal Buwas. Saat itu Iwan Bule memangku Kadiv Propam Mabes Polri.

Syahdan bertemulah Presiden Jokowi dengan Antasari yang mempertemukan Iwan Bule dengan Antasari di Istana setelah sebelumnya Antasari menerima grasi dari Jokowi. Disepakati untuk membuka kembali kasus tersebut. Calon tertuduhnya adalah SBY. Menjadi pucuk dicinta ulam pun tiba. SBY adalah musuh Megawati, karenanya harus ditembaki demi kejayaan Ahok. Antasari mulai menembaki SBY dengan mens rhea tadi.

Kalau mau dibuka, mau tak mau harus dimulai dari membongkar misteri SMS Gelap itu. Masalahnya, bagaimana mau mengusut Iwan Bule yang nota bene anak mas Presiden Jokowi dan Kapolri? Iwan Bule berjasa besar mengatasi Bela Islam sehingga regime Jokowi tak jadi game over.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

Oleh Swary Utami Dewi
pada hari Senin, 22 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...
Opini

Putusan MK dan Kejatuhan Joko Widodo

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Putusan MK dan Kejatuhan Joko Widodo adalah dua hal yang dapat di sebut sebagai sebab dan akibat. Putusan MK dalam gugatan Pilpres, akan menjadi sebab dan penyebab ...