Berita
Oleh M Anwar pada hari Jumat, 02 Jun 2017 - 07:30:15 WIB
Bagikan Berita ini :

SOKSI Usulkan Sistem Pemilu Dievaluasi

79ade-komarudin.jpg
Ade Komarudin (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia(Depinas SOKSI) Ade Komarudin menilai, sistem pemilu termasuk pemilihan kepala daerah harus dievaluasi.

"Banyak nggak baiknya sistem sekarang dibanding yang dulu. Itu tentu banyak perdebatan dan diskusi panjang. Tapi sebaiknya memang selalu terus dilakukan evaluasi," kata pria yang biasa dipanggil Akom usai diskusi memperingati Hari Lahir Pancasila bertajuk 'Pancasila Pasca-Reformasi; Siapa yang Paling Bertanggung Jawab' di Mendawai 13, Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Diskusi yang dilanjutkan buka bersama dan taraweh bersama itu menghadirkan juga pembicara pengamat politik Fachri Ali dan mantan pimpinan MPR Hajriyanto Y Tohari.

Lebih lanjut Akom menuturkan, sebagai contoh saat ini sistem Pilkada menghasilkan masalah yaitu banyak kepala daerah terjerat kasus karena biaya politik yang begitu besar.

"Kita semua tahu bahwa ada 285 kasus korupsi, 2,8 persennya melibatkan gubernur dan 10,2 persen melibatkan wali kota atau bupati menjadi tersangka dan ini memprihatinkan," katanya.

Menurutnya, ini semua karena sistem politik dan kepemiluan di Indonesia terkena dampak liberalisme. "Ini dampak dari sistem liberalisme politik," tegasnya.

Maka dari itu, lanjut Akom pemilu atau pilkada tidak boleh sampai mengganggu keutuhan persatuan dan kesatuan Indonesia.

"Jangan hanya karena pilkada kita hampir terkoyak sebagai bangsa besar," katanya.

Saat ditanya apakah itu artinya pilkada di Indonesia sudah lari dari nilai-nilai Pancasila, Akom mengatakan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan komitmen memperbaiki sistem yang sudah ada.

"Tak usah berganti-ganti atau malah mundur ke belakang, diperbaiki saja. Jalan keluarnya perlu kita pikirkan negeri ini sudah selesai tapi nyaris terkoyak hanya karena pilkada. Apakah mau seperti masa lalu? Kan tidak juga," jelasnya.

Mengenai calon dalam pilkada, ia mengatakan perlu fit and proper dan dilihat dari dukungan rakyatnya.

"Kriterianya harus ditentukan visi, akhlak dan lainnya oleh DPRD. Tapi jangan sampai begitu partai pusat sampai daerah memberikan dukungan untuk lawan kotak kosong, sebenarnya tidak apa lawan kotak kosong asalkan tidak direkayasa," kata ketua Dewan Penasehat Pusat Studi Hukum dan Pembangunan (PSHP) ini.

Sayangnya, kata Akom, sekarang banyak orang disulap dari buruk menjadi baik sehingga ketika memimpin masyarakat sengsara dibuatnya. "Banyak kepala daerah disulap, terpiih secara popularitas karena permakan konsultan politik, kita tidak bisa dibiarkan terus begitu, harus dievaluasi," harapnya.(yn/ant)

tag: #ade-komarudin  #pemilu  #soksi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

MK Jamin Tak Ada Deadlock saat Pengambilan Keputusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) menjamin tidak akan ada deadlock dalam pengambilan putusan sengketa Pilpres 2024. Saat ini, Hakim Konstitusi masih melaksanakan rapat ...
Berita

Pemprov DKI Jakarta Apresiasi Bank DKI Penyumbang Dividen Terbesar

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Badan BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono menyampaikan apresiasi atas kontribusi Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik ...