JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi XI DPR Eva Kusuma Sundari mengaku khawatir dengan perkembangan proyek listrik 35.000 Megawatt yang dicanangkan Presiden Jokowi.

"Soal listrik itu was was saya, soalnya belum sampai 10% perkembangannya. Saya terganggu dengan urusan listrik itu belum banyak bergerak, 35 ribu megawatt itu belum tercapai. Jadi saya sedang menyoal BUMN, PLN dan Menteri ESDM gimana itu kerjaan mereka. Karena ini akan menjadi sesuatu yang akan mengganggu laporan diujung," ujar politisi PDIP itu di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (26/09/2017).

Dibandingkan Menteri Rini, kata dia, Kemen PUPR justru yang lebih tulus dan memahami program Nawacita Jokowi.

"Sementara Menteri PUPR udah kenceng dengan insfrastrukturnya. Ini menteri Rini sama sekali gak ada prestasinya. Bagaimana Kita mau jadi negara industri kalau insfrastruktur tidak dibarengi dengan ketersediaan energi yang memadai, ya tidak jadi. Dan, saya berharap kalau mau jadi pembantu presiden ya yang tulus dan sungguh-sungguh," sindir dia.

"Jangan fokus yang lain, BUMN dibawah menteri Rini sampai saat ini kan hanya 10 BUMN yang positif menyumbang dividen yang lain malah merugi dan lainnya," tambahnya.

Lebih lanjut Eva mempertanyakan kinerja dan prestasi Menteri Rini selama menjadi pembantu Presiden Jokowi.

"Jadi 3 tahun ini BUMN ngapain gituloh ini kedengarannya malah minta Penyertaan Modal Negara (PMN) terus, tapi kinerja gak kelihatan. Kereta cepat juga gak bergerak, padahal proyek ini banyak menuai kontroversi banget. Kasihan pak Jokowi terus menerus dalam kubangan kontroversi yang disebabkan kinerja bawahannya yakni Menteri Rini yang tidak bagus," tandas Eva.

Disarankannya, agar tidak mengganggu program-program Jokowi sebaiknya Meneg BUMN diganti.

"Kalau direshuffle lebih dari pantas, tapi menurutku kalau mau jadi pembantu presiden ya harus totalitas donk. Jangan malah mengganggu presiden. Sekali lagi Rini ini tidak berprestasi dan mengganggu," tegasnya.(yn)