Opini
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior) pada hari Rabu, 22 Nov 2017 - 09:07:57 WIB
Bagikan Berita ini :

Pemerintah Menjual Jalan Tol untuk “Menyenangkan Rakyat Kecil”

71IMG_20171117_072001.jpg
Asyari Usman (Wartawan Senior) (Sumber foto : Istimewa )

Langkah pemerintah menjual jalan tol kepada swasta, tidak diambil secara serampangan. Kebijakan ini sangat visoner. Yaitu, untuk membantu rakyat kecil, untuk menyenangkan rakyat jelata. Jadi, sungguh “salah sangka” kalau kita lihat penjualan jalan tol adalah untuk kepentingan konglomerat.

Mari kita bahas tuntas sasaran yang ingin dicapai oleh pemerintah. Luar biasa! Sangat mulia tujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjual jalan bebas hambatan itu. Dua hari lalu, saya tulis artikel yang isinya “salah sangka” terhadap tujuan penguasa “melego” jalan tol ke swasta. Ternyata, rupanya, penjualan itu untuk kepentingan rakyat bawah. Untuk membela para pedagang asongan dan rakyat yang hanya memiliki sepeda atau sepeda-motor butut.

Dari mana jalannya kok bisa begitu?

Baik. Pemerintah menyusun skenario yang sangat hebat. Perusahaan swasta akan membeli jalan tol dengan harga yang menguntungkan pemerintah. Setelah diambil alih pengelolaannya oleh swasta, pemerintah akan memberlakukan pajak yang tinggi. Akibatnya, para pengelola swasta akan menaikkan tarif pengguanaan jalan tol. Naik seratus persen atau lebih.

Para pengguna jalan tol mengeluh tetapi tetap memakai tol karena tak ada pilihan lain. Sekitar enam bulan kemudian, pemerintah kembali menaikkan pajak binsnis tol, seratus persen lagi. Langkah ini membuat pihak swasta yang mengoperasikan jalan tol terpaksa menaikkan lagi tarifnya. Kenaikan kedua ini mulai membuat konsumen (pemakai) rewel. Mereka menyampaikan protes verbal. Mulai muncul beritanya di televisi dan media lain.

Namun, pemakai masih tetap menggunakan jalan tol karena masih bisa dipikul meskipun sudah mulai menguras dompet. Memakai jalan tol tetap lebih baik ketimbang menggunakan jalan biasa.

Setahun kemudian, pemerintah kembali menaikkan pajak yang sama. Kenaikan yang ketiga ini tak tanggung-tanggung: 300 persen. Akibatnya, tarif jalan tol naik drastis. Tarif tol dalam kota di Jakarta yang paling rendah menjadi 100 ribu, untuk ruas terpendek. Tol antarkota menjadi 350 ribu, untuk Jakarta-Cikampek.

Nah, inilah momen yang ditunggu-tunggu pemerintah untuk menunjukkan keperpihakannya kepada rakyat kecil. Para pengguna jalan tol tidak lagi ribut, tidak melancarkan protes. Mereka pasrah. Cuma, mereka tidak lagi menggunakan jalan tol. Hanya orang-orang superkaya saja yang masih memakai jalan tol.

Setelah menjadi sangat sepi dan hampir tidak ada lagi pengendara yang masuk, orang-orang kaya itu malah merasa takut menggunakan jalan tol. Akhirnya, seluruh jalan tol kosong.

Presiden mempersilakan rakyat yang berkendaraan sepeda-dayung dan sepeda-motor butut menggunakan jalan tol. Kecuali sepeda-motor mewah. Moge dan sepeda-motor tahun tinggi, dilarang. Betul-betul giliran rakyat kecil yang menikmati jalan tol. Rakyat pun senang luar biasa. Mereka bisa naik sepeda ke mana saja bebas hambatan dan mulus.

Untuk menyesuaikannya dengan keperluan rakyat kecil, susur masuk dan susur keluar jalan tol akan diubah. Setiap 3 km akan dibuat pintu keluar-masuk. Dengan begitu, para petani sayur dan penggalas barang dagangan bisa pakai jalan tol dari kampung ke kampung.

Selain pemilik sepeda, para pedagang asongan dibolehkan menduduki lajur paling kiri untuk berjualan apa saja. Hanya saja, siapa yang akan membeli dagangan rakyat di sepanjang jalan tol itu? Bukankah kendaraan roda empat tidak lagi menggunakannya?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini kita kesampingkan saja dulu. Yang penting, Presiden Jokowi menjual jalan tol demi rakyat kecil. Bukan untuk kepentingan pengusaha seperti diduga banyak orang. Hehe!

Selamat bersepeda di jalan tol!(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...