JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menyatakan, calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres merupakan sosok terkenal di Jakarta. Hanya saja, Taufik belum menyebut nama sosok yang dimaksud.

Taufik terang-terangan memutuskan akan mencalonkan sang Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto sebagai penantang petahana Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019.

"Kita ingin meraih sukses di 2019, Gerindra menang, Prabowo Presiden,"‎ kata Taufik disela-sela perayaan HUT ke-10 Partai Gerindra di kantor DPD Gerindra DKI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2018) malam.

Menurut Taufik, keputusan tersebut bukan tanpa alasan. Desakan arus bawah di Jakarta untuk mencapreskan Prabowo sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Karena itu, kami memberanikan diri mengambil keputusan ini. Ini masyarakat yang minta. Kalau rakyat yang minta mustahil saya bendung. Insya Allah menang," kata Taufik.

"Keputusan ini sudah final, kami akan mengusung Prabowo Subianto di Pilpres 2019.‎ Soal wakil gampang. Insya Allah, wakil presidennya sudah terkenal di Jakarta," jelas Taufik tanpa mau menjelaskan figur yang dimaksud.
‎
Wakil Ketua DPRD DKI itu meminta, seluruh DPC dan ranting Gerindra di Jakarta segera mendirikan posko pemenangan Prabowo.
‎
Sebab, kata dia, berdasar survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) jika partai berlambang burung garuda mencapreskan Prabowo, efeknya adalah elektabilitas meroket.

"Pemenangan Prabowo akan dimulai dari Jakarta. Saya minta semua kader melipatgandakan gerakan untuk memenangkan Pak Prabowo sebagai presiden 2019-2024 yang sudah didepan mata," tegas Taufik.

Ketua KAHMI Jaya ini juga menghimbau agar semua anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI maupun Caleg DPRD 2019-2024 melakukan pendekatan yang efektif kepada masyarakat.

"Kita menargetkan 30 kursi di DPRD DKI pada 2019-2024. Semua kantor DPC saya minta dibuka untuk rakyat. masyarakat harus dipastikan merasakan manfaat‎ kehadiran Gerindra," katanya.

"Di Jakarta ini tidak ada partai yang menang dua kali berturut-turut. Karakter pemilih Jakarta adalah pemilih yang sangat rasional. Begitu rakyat tidak puas maka warga tidak akan lagi percaya dan partai itu akan ditinggal. ‎Lihat partai PKS dan Demokrat, yang sama-sama pernah jadi juara. Tapi tahun berikutnya, langsung nyungsep," ungkap Taufik. (plt)