Berita
Oleh M Anwar pada hari Minggu, 06 Mei 2018 - 16:57:01 WIB
Bagikan Berita ini :

Ketua MPR: Sikapi Tuduhan Radikal pada Islam dengan Terus Berbuat untuk Negara

91IMG-20180505-WA0011.jpg.jpg
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhasan) menghadiri Tasyakuran Milad ke-90 Tarbiyah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah - Perti) dan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di ballroom Twin Plaza Hotel Jakarta, Sabtu (5/5/2018) (Sumber foto : Humas MPR RI)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Kemerdekaan Indonesia diperoleh atas ijin Tuhan Yang Maha Esa berkat perjuangan keras berbagai elemen bangsa, salah satunya adalah perjuangan para ulama dan umat Islam. Pekik takbir Allahu Akbar, Allahu Akbar dibarengi dengan teriakan Merdeka, sahut menyahut menggema mengiringi perjuangan.

Bahkan, Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'Ari mengeluarkan fatwa fenomenal jihad untuk perjuangan merebut kemerdekaan melawan penjajah. Serta seorang tokoh Islam Mohammad Natsir mengeluarkan Mosi Integral sehingga Indonesia kembali ke NKRI tidak lagi berserikat atau negara bagian.

Hal tersebut diungkapkan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhasan) saat memberikan keynote speech di hadapan ratusan Pimpinan dan anggota Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah - Perti) dalam acara Tasyakuran Milad ke-90 Tarbiyah Perti dan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di ballroom Twin Plaza Hotel Jakarta, Sabtu (5/5/2018).

Melihat fakta sejarah tersebut, lanjut Zulhasan, maka sangat keliru dan sangat ngawur jika sampai ada yang mempersepsikan Islam sebagai intoleran dan radikal.

"Pekikan takbir Allahu Akbar memang sejak dulu digunakan sebagI pemompa semangat para pejuang Indonesia melawan penjajah. Jadi dimana logikanya kalau ucapan takbir itu adalah radikal tidak benar itu. Bahkan era kebangkitan Islam seperti Persis, Perti, SI, Al Wasliyah disusul Muhammadiyah, NU dan lainnya yakni kesadaran untuk maju dalam organisasi dan perekonomian sudah muncul jauh sebelum kebangkitan nasional seperti Boedi Oetomo dan Sumpah pemuda lahir, " ungkapnya.

Berbicara soal Indonesia dan penjajah dan lamanya indonesia dijajah, menurut Zulhasan, itu tak lepas dari kurang awasnya rakyat Indonesia terhadap siasat ado domba penjajah. Indonesia mudah sekali diadu domba antar sesama sehingga penjajah yang tadinya hanya berdagang menjadi tergoda untuk menjajah.

"Alhamdulillah lama kelamaan kesadaran mulai muncul dengan munculnya banyak organisasi Islam dan kebangkitan nasional dan kesadaran itu semestinya terus terjaga hingga kini apalagi di tahun politik," ujarnya.

Untuk itulah Zulhasan mengajak Perti dan seluruh umat Islam dan elemen bangsa lainnya untuk memperkuat persatuan serta kesatuan bangsa. Jangan sampai mudah lagi diadu domba hingga terkoyak dan terjajah seperti dulu.(yn)

tag: #mpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Soal Wacana Pembentukan Presidential Club, Barikade 98 Sebut Hanya Gimmick PolitikĀ 

Oleh Sahlan Ake
pada hari Rabu, 08 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pembentukan Presidential Club yang diusulkan Prabowo Subianto dianggap hanya sebagai gimmick politik. Bahkan menjadi bentuk ketidakpercayaan diri sang presiden terpilih ...
Berita

Konsisten Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Lewat TJSL, Bank DKI Raih Penghargaan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Langkah aktif Bank DKI dalam mendukung Pembangunan Berkelanjutan lewat Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) kembali ...