JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mengaku lebih percaya pada data Badan Pusat Statisitik (BPS) yang menyebut stok beras nasional masih aman hingga Juni 2018.
Data tersebut menunjukkan pada bulan Juni stok beras nasional masih surplus 2,8 juta ton.
Sementara stok di Bulog sendiri masih ada 1,2 juta ton, ditambah stok cadangan pemerintah itu 547 ribu ton ditambah yang bekas impor 648 ribu sehingga totalnya adalah 2,5 juta ton.
"Kalau kita bicara data kita harus mengacu BPS semua harus data BPS, gak bisa masing-masing Kementerian ini mengeleuarkan data, Kementerian itu mengeluarkan data. Kalau Komisi IV memegang data BPS," kata Daniel Johan di komplek parlemen, Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Untuk itu, ia menolak rencana pemerintah yang akan kembali melakukan impor beras 500 ribu ton. Sebab, kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB itu, jika melakukan impor beras justru akan merugikan petani lokal.
"Dari data yang ada itu intinya sekarang kita masih sampai dari data yang tadi, sangat tidak perlu impor. Karena berlebih kok kita, nah dari surplusnya itu 2,8, harusnya kita yang ekspor," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita membenarkan adanya tambahan importasi beras sebanyak 500.000 ton yang akan didatangkan dari Vietnam dan Thailand. Hal itu diputuskan dalam Rapat Koordinasi di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian.
Hal ini sebelumnya diberitakan pada laman The Voice Of Vietnam Online (vov.vn), yang menyebutkan bahwa Perum Bulog telah menandatangani kontrak untuk melakukan pembelian beras sebanyak 300.000 ribu ton dari Vietnam dan 200.000 dari Thailand.
"Iya, betul. Itu pemasukan April hingga Juli 2018," kata Enggar. (Alf)