JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Setelah cukup lama ditinggalkan, Ma'mun Murod akhirnya kembali ke dunia politik. Ia memutuskan memilih Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai kendaraan politiknya.
"Mohon doa dan dukungannya. Setelah berpikir dan mempertimbangkan secara serius, termasuk juga konsultasi dengan banyak pihak, akhirnya di Bulan Suci Ramadhan ini, tepatnya tanggal 25 Ramadhan 1439 H, bertepatan 10 Juni 2018 M, saya memutuskan untuk kembali aktif di partai politik," kata Ma'mun dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/6/2018).
"Maka dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya memutuskan untuk aktif kembali di partai politik melalui PAN," ungkap dia.
Lantan apa alasan Ma'mun memilih PAN sebagai kendaraan politiknya?
"Sederhana, selain faktor tokoh Reformasi Pak Amien Rais yang hingga kini diusia senjanya tak berhenti berteriak kritis guna perbaikan atas bangsa dan negara ini. Bandingkan dengan tokoh-tokoh seusia Amien Rais atau yang berusia di bawahnya sekalipun, yang kebanyakan lidah mereka terasa kelu untuk memberikan kritik-kritik atas kebobrokan negara ini dan bahkan cenderung menghamba pada negara," bebernya.
Dengan posisi Amien Rais yang seperti itu, sambung dia, tentu memungkinkan dirinya tetap merdeka berteriak kritis atas apa yang dia yakini benar tanpa harus merasa tertekan, takut dipersoalkan dan dikungkung partai atau elit partainya.
"Saya juga diyakinkan oleh beberapa elite PAN bahwa apa yang selama ini saya lakukan akan disupport maksimal. Yang pasti posisi saya masuk di PAN bukan karena menawarkan diri, tapi lebih karena diminta oleh beberapa elit PAN," ucapnya.
"Meskipun sekali lagi, ini jelas bukan pilihan yang mudah bagi saya. Semoga kehadiran saya bisa membawa kebaikan bagi semua," harap dia.
Ma'mun menambahkan,memutuskan kembali aktif di partai politik bukan pilihan mudah. Bagi dia, pilihan tersebut sangat sulit, setelah sebelumnya pada tahun 2013 pernah dipecat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara 'berjamaah' dari kepengurusan DPP Demokrat lantaran sikapnya memilih membela dan berada di belakang Anas Urbaningrum.
"Saya sempat berpikir serius untuk menjauh dari dunia politik praktis sebagaimana pilihan yang pernah diambil beberapa sahabat pasca peristiwa tahkim yang berujung pada terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, setelah sebelumnya Usman bin Affan juga terbunuh secara lebih sadis lagi," ujar dia.
Namun, kata dia, hasrat politiknya yang sudah mendarahdaging sebagai aktivis ditambah melihat realitas politik saat ini yang jauh dari ideal tampaknya sulit untuk dirinya berdiam diri. "Tidak cukup hanya menjadi muadzin sebagaimana selama ini saya lakukan setiap saat melalui pelbagai tulisan," tutupnya.(yn)