JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Komite Naisonal Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menepis anggapan bahwa pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di Tanjung Karawang, pecah di udara.
Soerjanto mengatakan, hal itu dikarenakan serpihan-serpihan yang ditemukan terlampau kecil.
"Jadi, pesawat mengalami pecah ketika bersentuhan dengan air. Pesawat tidak pecah di udara. Jika pesawat pecah di udara, maka serpihan sangat lebar dan ini kami tegaskan saat menyentuh air dalam keadaan utuh," kata dia dalam penjelasannya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (5/11/2018).
Lantaran serpihan-serpihan yang ditemukan kecil, ia menjelaskan, pesawat saat menyentuh air dalam kecepatan yang sangat tinggi.
"Serpihannya kecil, berarti terjadi sedemikian rupa energi yg dilepas pesawat ketika jatuh itu sangat luar biasa," katanya.
Serpihan itu pun tersebar di jarak yang cukup jauh dari jarak prakiraan pesawat itu jatuh. Selain itu, kata Soerjanto, mesin saat jatuh masih dalam kondisi menyala dengan kecepatan putaran turbin yang tinggi.
"Keadaan mesin hidup, hal ini ditandai dengan turbin atau kompresor hidup dengan putaran cukup tinggi," katanya.
Dia menambahman kondisi mesin pesawat yang masih utuh.
"Mesin tidak ada masalah. Bagian-bagian dari mesin dalam kondisi hidup dengan RPM cukup tinggi ini, kita mengatakan tanda mesin kecepatan cukup tinggi saat jatuh di air," ujar dia.(yn/ant)