Mencari pemimpin di negeri ini susah-susah mudah. Disebut susah, karena dari seperempat miliar lebih penduduknya, yang lolos sebagai kandidat pemimpin nasional hanya empat. Namun, disebut juga mudah karena dari padatnya jumlah penduduk tersebut, akhirnya muncul empat putra terbaik bangsa sebagai calon pemimpin lima tahun ke depan.
Dari sudut pandang karakteristik kepemimpinan, ada tiga tipe pemimpin. Yakni konseptor, eksekutor, dan dua-duanya (konseptor sekaligus eksekutor). Pemimpin konseptor, selalu menekankan kepemimpinannya kepada pertimbangan, alat ukur, kerangka teori, serta model sejenisnya. Setelah melewati tahapan ini, baru fase eksekusi dilaksanakan.
Selanjutnya, pemimpin tipe eksekutor. Pemimpin tipe ini menekankan kepemimpinannya kepada respons situasional, tindakan (baik cepat maupun setengah cepat), serta program simultan. Tipe oemimpin seperti ini tidak ingin terjebak oleh konsep yang tidak membumi.
Terakhir, yang ideal adalah pemimpin tipe konseptor sekaligus eksekutor. Pemimpin tipe ini sadar (sesadar-sadarnya) akan pentingnya konsep. Namun pada saat bersamaan, muncul dorongan dan kemauan keras untuk tak berlama-lama membiarkan konsep tanpa eksekusi. Biasanya, karakter kepemimpinan seperti ini dimiliki oleh pemimpin yang visioner dan berani mengambil risiko.
Ketiga karakter kepemimpinan di atas, sejatinya, sangat dibutuhkan oleh negeri ini. Bumi Nusantara yang gemah ripah loh jinawi dan berselimut zamrud khatulistiwa ini memerlukan konseptor cerdas, eksekutor andal, arau dua-duanya (konseptor cerdas sekaligus eksekutor andal).
Seperti apa tipe kepemimpima keempat putra terbaik bangsa, yang akan berlaga pada Pilpres 17 April mendatang? Jawabannya berpulang kepada kejelian dan keseriusan pemilih mengamati mereka. Memilih itu keputusan, dan sebaik-baik keputusan adalah yang didasari oleh pengamatan yang jeli dan serius. (*)