Berita
Oleh Fitriani pada hari Minggu, 14 Apr 2019 - 01:22:32 WIB
Bagikan Berita ini :

Analis Politik: Soal Ekonomi, Jokowi Kritik Kebijakannya Sendiri

tscom_news_photo_1555179752.jpg
Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di debat Pilpres kelima di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). (Sumber foto : TeropongSenayan/Pandji.dok)

JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)--Analis Komunikasi Politik Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menilai penampilan Capres petahana Jokowi di debat terkahir tidak berhasil menawarkan konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Bahkan, kata Dedi, Jokowi malah terkesanmengkritik kebijakannya sendiri selama 4,5 tahun memerintah sebagai Presiden RI.

Hal itu Dedi sampaikan, usai mengamati jalannya proses Debat Capres putaran akhir. Di segmen ke dua soal ekonomi, Jokowi sempat menyebut, kalau negara ini seharusnya tidak impor.

"Petahana terkesan justru mengkritik kebijakannya sendiri selama 4,5 tahun memerintah, terutama soal pengelolaan ekspor impor yang juga dikritik kubu 02," ujar Dedi, kepada TeropongSenayan,Sabtu (13/4/2019) malam.

Selain itu, menurut Dedi, mantan Walikota Solo itujugacenderung banyak memunculkan istilah digital, yang seringkali tidak relevan.

"Petahana lebih banyak memunculkan istilah digital, tetapi ini kelemahan petahana, karena istilah yang dimunculkan seringkali tidak relevan,bahkan petahana cenderung tidak memahami apa yang ia sampaikan," ungkapnya.

Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik (PSDPP) ini pun menyebut, pada pelaksanaan debat capres yang terakhir ini, kedua Paslon Capres belum mampu menghadirkan gagasan berbasis kebijakan.

"Kekurangan debat kali ini, belum hadirnya gagasan berbasis kebijakan. Sehingga baik petahana maupun penantang, masih berkutat pada persoalan program praktis saja," tutup Dedi. (Alf)

tag: #jokowi  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement