Berita
Oleh Bara Ilyasa pada hari Kamis, 18 Apr 2019 - 20:55:05 WIB
Bagikan Berita ini :

Adhie Masardi Lembaga Survei Untuk Melegitimasi Kecurangan Pilpres 2019.

tscom_news_photo_1555595705.jpg
(Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters, Adhie Massardi mengatakan lembaga survei yang melakukan hasil hitung cepat atauquick count dalamPemilihan Presiden 2019 di Indonesia untuk melegitimasi kecurangan. Sebab, ia meyakini data internal dari BPN formulir C1 untuk suara Prabowo-Sandi telah meraih 62 persen.

"Di Indonesia teman-teman kita itu teman-teman saya juga membuat lembaga-lembaga survei membuat quick count justru melegitimasi kecurangan," kata Adhi Massardi di Kantor Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi, Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Adhi menjelaskan, sejarah hitung cepat pertama kali terjadi saat Pemilu yang dilaksanakan pada 7 Februari 1986 tersebut, dua kandidat, Ferdinand Marcos danCorazon Aquino, istri Benigno Aquino Jr.,saling berebut suara.

Saat itu, terbentuk National Citizens" Movement for Free Elections (NAMFREL) dengan Jose S. Concepcion Jr. didapuk sebagai ketuanya. Organisasi ini mengawali kiprahnya dengan mengampanyekan pentingnya pengawasan terhadap pemilu dan merekrut para relawan.

"NAMFREL ini adalah pengamat Pemilu independen waktu itu quick count itu dirancang untuk mencegah kecurangan KPU yang pro presiden Marcos karena tau akan ada kecurangan di Filipina," kata Adhi.

Lalu NAMFREL mengawasi pemilu 500 ribu relawan yang tersebar di seluruh Filipina. Relawan itu untuk mengawasi kecurangan yang dilakukan oleh KPU Filipina.

"Dengan relawan itu membuka hasil Pilpres 1986 di Filipina itu dengan quick count kemudian quick count menyatakan bahwa pemenang Pilpres adalah Cory Aquino tapi kemudian KPU yang sangat pro presiden menyatakan yang menang adalah presiden Marcos tapi rakyat percaya kepada NAMFREL, Itulah sebabnya kemudian di Filipina muncul gerakan people power," tambah Adhi.

Namun, saat ini lembaga survei yang terjadi di Indonesia berbeda di Filipina yang melegitimasi kecurangan-kecurangan dalam pemilu. Menurutnya, lembaga surveidi Indonesia hanya menjadi benalu demokrasi yang merusak tatanan sistem demokrasi.

"Para pemilik perusahaan lembaga survei lebih banyak menjadi borjuis kaya raya dengan menggadaikan masa depan rakyat Indonesia itu juga terjadi quick-count. Quick count yang ada di Pilkada-Pilkada juga seperti itu dibuat quick count untuk legitimasi kecurangan jadi mekanismenya adalah mereka bikin survei memenangkan client mereka kemudian bikin quick count dengan angka-angka yang sama ini kemudian permainan ini masuk di dalam KPU," jelasnya.

Untuk itu, ia menegaskan setalah kepemimimpinan Joko Widodo akan membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang lebih berintegeritas dan jujur dalam pelaksanaan pesta demokrasi.

"Kita akan membuat KPU yang berintegritas yang jujur sehingga setiap pemilu bermartabat setiap pemilu menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan sehingga proses demokrasi. Pemilu itu merupakan jadi pergantian kepemimpinan yang bermartabat kenapa kita memilih demokrasi dan hidup demokrasi secara yang paling bermartabat untuk menganti kepemimpinan nasional," katanya.

tag: #prabowo-subianto  #jokowi  #sandiagauno  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 19 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...
Berita

Kemenhub Catat Arus Mudik-Balik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pergerakan secara nasional angkutan arus mudik-balik Lebaran 2024 mencapai 242 juta orang. Kemenhub menilai pelaksanaan ...