JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Minimnya kader-kader muda yang lolos ke DPR pada Pemilu 2019 kemarin menjadi hal besar yang harus dibenahi oleh DPP Partai Golkar.
Koordinator Golkar Milenial, Achmad Annama Chayat mengatakan, salah satu faktor minimnya di kalangan milenial yang lolos ke Senayan, lantaran gaya kampanye yang masih tradisional terpaku pada penggalangan suara territorial di rural dan sub urban, sementara urban ditinggalkan.
"Itu terlihat jelas dari hancur leburnya suara Golkar di ibukota. Big Data belum jadi senjata utama," kata Achmad di Jakarta, Sabtu (29/6/2019).
Disinilah, kata dia, perlunya Golkar memiliki strategi political branding khususnya digital branding dengan menyasar mereka yang kelak di 2024 sudah memiliki hak pilih.
"Bagaimana caranya? Karena, Golkar termasuk yang tertinggal untuk urusan siber dan medsos. Ketua umumnya saja, hanya peringkat 13 dari 16 ketum parpol," ucapnya.
Sementara, lanjutnya, akun-akun resmi medsos Partai Golkar, khususnya yang didaftarkan ke KPU dan Bawaslu jelas-jelas tidak dimaksimalkan kinerjanya.
"Justru muncul ronin macam Golkarpedia atau mercenaries macam KabarGolkar, GolkarVoice, TentangGolkar, yang tentunya berjalan masing-masing," pungkasnya. (ahm)