Opini
Oleh M Hatta Taliwang (Anggota DPR RI 1999 -2004, Dir Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta) pada hari Rabu, 10 Jul 2019 - 20:27:28 WIB
Bagikan Berita ini :

Pigai Tidak Sekedar Indonesia Timur, Pigai Energi Baru KPK Untuk Momok Bagi Koruptor

tscom_news_photo_1562772227.jpg
Natalius Pigai (Sumber foto : Ist)

Berbagai dukungan yang mengalir untuk Natalius Pigai menjadi Pimpinan KPK 2019-2023 perlu menjadi perhatian Panitia Seleksi (Pansel).

Natalius Pigai adalah generasi muda, aktivis 98’ yang sejak 1999 sudah menjadi Staf Khusus Menteri Transmigrasi dimana saat itu sy menjadi Anggota DPR RI dari PAN.
Jika membaca biodatanya yang muncul di online, dia anak muda aktivis 98’ yang telah bekerja di pemerintah hingga menjadi Pimpinan Komnas HAM RI, berpengalaman di pemerintah selama 18 tahun.

Menjadi Pimpinan KPK adalah sebuah energi baru, dia telah tunjukkan selama menjadi Komisioner Komnas HAM yang selama ini hanya dipandang sebelah mata menjadi bergengsi. Pigai menangani ribuan kasus pertahun dan Tokoh Utama yg membantu menjaga keseimbangan dibalik keretakan hubungan antara negara dan Habib Rizieg, ulama, umat Islam dan aktivis.
Saya juga pernah ditahan di Polda Metro Jaya karena dituduh makar, dia salah seorang yang membantu menetralisir.

Negara selayaknya apresiasi!
Siapa yang meragukan objectivitas, komitmen, konsistensi dan integritas Pigai. Dia telah membuktikan, dilihat dan disaksikan publik. Untuk itu kapasitas Pigai perlu bagi KPK agar memberi harapan pada publik.
Pigai tidak penting mewakili daerah manapun, tetapi mengapa rakyat di luar Jawa dan Indonesia Timur masih barbicara representasi daerah?.
Harus di pahami bahwa ini soal nilai dari sebuah Politik Kebangsaan. Bangsa ini bisa meledak seperti konflik horizontal tahun 2000. Banyak orang Jawa yg diusir. Apalagi pilpres seakan Jawa terus, banyak orang luar Jawa perasaannya marah dan mau pisah sudah mulai muncul . Itu yg sy temukan di lapangan

Apalagi Pejabat Papua suka pukul pegawai KPK, jadi kedepan sangat potensial KPK tidak bisa masuk ke daerah2 tertentu termasuk di Papua, Aceh, Maluku sehingga KPK didowngraded. Itu yg mesti diantisipasi. Dan saya pikir Natalius Pigai bisa jadi mesin penggerak ,komunikator dan inspirator serta dinamisator dalam hubungan KPK dengan masyarakat luar Jawa.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #kpk  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Konflik Norma dalam Putusan MK 135

Oleh I Nyoman Parta, S.H Kapoksi Badan Legislasi DPR RI Fraksi PDI Perjuangan
pada hari Rabu, 02 Jul 2025
Dalam UUD  45 Pasal 22E dinyatakan  (1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. (2) Pemilihan umum diselenggarakan ...
Opini

Dari Pangkalan ke Platform: Siapa yang Diuntungkan?

Ojek bukanlah temuan baru. Ia lahir dari kebutuhan rakyat terhadap mobilitas murah, cepat, dan adaptif di tengah macetnya kota dan minimnya layanan publik. Ia tumbuh bukan dari insentif ...