Opini
Oleh Denny Siregar pada hari Rabu, 04 Sep 2019 - 13:50:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Denny Siregar: Panglima TNI, Titik Lemah Jokowi

tscom_news_photo_1567578949.jpg
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri), Presiden Jokowi dan Kapolri Tito Karnavian menyaksikan gladi bersih Upacara HUT RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/8/2019). (Sumber foto : Ist)

Kenapa Papua rusuh?

Kita boleh bicara panjang lebar tentang faktor eksternal mulai rasisme sampai provokasi dari pihak luar yang menjadikan Papua sempat rusuh kemarin. Tapi kita juga jangan melupakan faktor internal, yaitu lemahnya intelijen dan penanggulangan di aparat militer kita.

Mohon maaf, tetapi sejak Panglima TNIdijabat Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, ada dua peristiwa besar yang terjadi di Papua yang menunjukkan kelemahan kita.

Pertama adalah aksi pembunuhan31 pekerja di Kabupaten Nduga dan kerusuhan rasial yang bermula dari Manokrawi dan berakhir di Jayapura kemarin.

Seharusnya jika intelijen militer bekerja, kerusuhan di Papua Barat dengan menunggang isu rasisme, tidak perlu terjadi. Gerakan-gerakan ini sudah terbaca sejak negara Pasifik membawa masalah Papua ke sidang majelis PBB.

Panglima TNI harusnya belajar dari mantan Panglima sebelumnya, Jenderal Gatot Nurmantyo.

Pada masanya, Gatot menggerakkan operasi senyap yang membebaskan 1300 sandera di TembagaPura. Operasi ini berhasil dengan sukses dan membuat gerakan kelompok bersenjata di sana teredam. Pada saat itu, TNI terlihat sangat kompak dan kuat.

Memang dipilihnya Gatot Nurmantyo waktu itu oleh Jokowisupaya TNI fokus mengawal pembangunan infrastruktur di Papua. Lepas dari ambisi politiknya yang menjelang pensiun jadi "nyeleneh", sebagai komandan Gatot cukup berpengalaman.

Nah, ketika Panglima TNIdijabat oleh Hadi Tjahjanto, ada kekosongan di sana, karena memang ia diminta Jokowi fokus mengawal maritim. Gagapnya Panglima saat menghadapi situasi terlihat saat ia harus mengganti Pangdam Cendrawasih dan Kasuari dalam waktu singkat.

Sebelumnya Panglima TNI merotasi Pangdam di Papua, dengan menunjuk Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau Pangdam XVIII Kasuari, menjadi Pangdam XVII Cendrawasih. Sedangkan Mayjen TNI Santos Matondang jadi Pangdam Kasuari di Papua Barat.

Belum sebulan, Papua Barat rusuh, Mayjen TNI Santos Matondang yang baru menjabat sudah diganti. Mayjen TNI Joppye yang kemarin jadi Pangdam Cendrawasih, harus balik ke Papua Barat menjadi Pangdam Kasuari.

Dari rotasi mendadak ini terlihat ada ketidaksiapan Panglima saat menghadapi situasi Papua sehingga langkah yang dibuat pun bersifat mendadak, bukan langkah strategis jangka panjang.

Panglima TNI Hadi Tjahjanto memang terlihat kurang pengalaman dalam menuntaskan masalah di darat. Situasi di darat membutuhkan penanganan khusus dari mereka yang paham peta lapangan sehingga kasusseparatisme seperti di Papua tidak membesar dan berlanjut.

Mungkin sudah saatnya Pak Jokowi memikirkan untuk mengganti Panglima TNI-nya, dengan mendapatkan orang yang kompeten di bidangnya.

Seruput kopinya....

*Penulis bukuTuhan dalam Secangkir Kopi

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #tni  #papua  #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

Oleh Swary Utami Dewi
pada hari Senin, 22 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...
Opini

Putusan MK dan Kejatuhan Joko Widodo

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Putusan MK dan Kejatuhan Joko Widodo adalah dua hal yang dapat di sebut sebagai sebab dan akibat. Putusan MK dalam gugatan Pilpres, akan menjadi sebab dan penyebab ...