JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri blak-blakan soal penyebab kedekatannya dengan Prabowo Subianto. Mega mengatakan dialah yang memulangkan Prabowo saat keleleran (terlunta-lunta) di luar negeri.
"Dulu saya ambil beliau yang "keleleran", saya marah sebagai presiden, siapa yang buang beliau (Prabowo) jadi stateless"? Saya marah pada Menlu, saya marah pada Panglima. Apapun juga beliau manusia Indonesia, pulangkan. Itu tanggung jawab kita," ujar Megawati di Istana Negara, Selasa (3/12/2019).
Megawati menyampaikan hal tersebut dalam acara "Presidential Lecture" Internalisasi dan Pembumian Pancasila yang digagas BPIP. Hadir dalam acara ini Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma"ruf Amin, para anggota Dewan Pengarah BPIP antara lain Sudhamek Wakil, Andreas Anangguru Yewangoe, Buya Ahmad Syafii Maarif, para menteri kabinet Indonesia Maju serta para kepala lembaga pemerintah.
Menurut Mega, hal itulah antara lain yang membuat dia memiliki kedekatan dengan Prabowo Subianto yang kini menjadi Menteri Pertahanan. Selain itu Mega juga mengaku dekat dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto karena Pancasila.
"Sampai orang bingung kok saya bisa sobatan sama Prabowo Subianto? Memangnya kenapa? karena kalau buat saya, Pancasila itu musuh harus dirangkul, kalau Pak Prabowo musuh saya, saya suruh dia pulang," kata Megawati.
Pada kesempatan tersebut, sebagai Dewan Pengarah BPIP, Megawati mengaku tugasnya sangat berat. Ia juga menyoroti masjid-masjid yang terpapar paham kebencian.
"Tanggung jawab kami sangat berat sekali, jadi kami mohon segala pemerintahan kita satukan dulu yang namanya "roso", karena kita tahu sudah berapa jauh terpaparnya masjid-masjid kita, apakah Allah SWT itu memang penyampaiannya kebencian? Merusak? tidak toleran? Pikiran ini harus disatukan mau diapakan? Apa antidotnya? Apa penawarnya? Bukan obatnya, itu harus jadi satu," ungkap Megawati.
Megawati pun mengaku sempat meminta bantuan Jusuf Kalla sebagai ketua Dewan Masjid agar masjid-masjid di kementerian tidak membicarakan soal kebencian.
Ia juga meminta agar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Tjahjo Kumolo berhati-hati terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diduga terpapar paham radikalisme.(dbs)