Oleh Tommy pada hari Kamis, 04 Jun 2020 - 10:30:09 WIB
Bagikan Berita ini :

Pengamat Kebijakan Publik : Kartu Prakerja Ramah Belajar Daring Ditengah Pandemi Covid-19

tscom_news_photo_1591241409.jpg
Pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat (Sumber foto : istimewa)

JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai, kartu prakerja bisa menjadi program unggulan karena didesain dengan mengadopsi kelas online pembelajaran jarak jauh (daring) yang bisa diterapkan dalam masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) dan Sosial Distancing. Program ini menciptakan suasana ramah belajar daring ditengah pandemi Covid-19.

Selain itu, sebagai program semi bantuan sosial. kartu prakerja sangat membantu karena ada insentif Rp 600 ribu per bulan yang bisa menjadi bantalan jaminan sosial terutama bagi tenaga kerja yang terpaksa menganggur dan masyarakat korban PHK.

Menurut dia, insentif senilai Rp 600 sebanyak empat kali atau sekitar Rp 2,4 juta cukup membantu ditengah kondisi emergency akibat pandemi Covid-19. Apalagi memasuki masa new normal, kemungkinan banyak pengusaha merumahkan pegawainya.

Dalam masa-masa sulit seperti saat ini, para pekerja yang dirumahkan atau korban PHK bisa meningkatkan kemampuan untuk memasuki dunia kerja baru atau meningkatkan kreativitas karena pastinya akan ada perubahan paradigma dalam bekerja,” kata Achmad Nur Hidayat.

Pada sisi lain, Achmad Nur Hidayat menilai, program pelatihan kartu prakerja bisa menjadi solusi untuk menciptakan wirausahawan mandiri baru.

“Peluang untuk menciptakan wirausaha mandiri terbuka bagi masyarakat. Saat ini saja ada 2 ribu jenis keahlian yang berpotensi mendorong lahirnya kreativitas dan jenis usaha baru pascakrisis akibat keterbatasan kerja di sektor formal," kata dia di Jakarta, Kamis (4/6).

Achmad Nur Hidayat mengharapkan, kedepan perlu adanya standarisasi sertifikasi kartu prakerja dan perluasan jenis keahlian agar penerima manfaat mendapatkan sertifikasi yang diakui dunia kerja.

“Ini penting agar ketika perekonomian membaik masyarakat penerima manfaat kartu prakerja bisa menjadi lapisan pertama yang di prioritaskan di dunia kerja jika mereka tidak berniat menjadi wiraswasta.”

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Prof Dr Candra Fajri Ananda mengatakan, membludaknya minat masyarakat untuk mendaftar dan mengikuti pelatihan menjadi indikator bahwa kartu prakerja sebagai solusi untuk meningkatkan ketrampilan di tengaj berbagai keterbatasan. Saat ini dari sekitar 10,4 juta pendaftar, terdapat 680.000 peserta dengan 350 peserta sudah tuntas menyelesaikan pelatihan.

“Jumlah yang tidak sedikit ini menunjukkan program prakerja diminati masyarakat sebagai sarana meningkatkan ketrampilan, mendorong mental mandiri sekaligus Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang mampu meredam gejolak ekonomi akibat pandemik COVID-19,” kata Candra Fajri Ananda.

Candra Fajri sepakat bahwa masih ada pro dan kontra di masyarakat terkait program kartu prakerja. Ini bentuk kepedulian banyak pihak agar program tersebut punya dampak keberhasilan yang besar, jelas dan terukur.

Karena itu ke depan, kata Candra Fajri, program kartu prakerja tidak hanya berhenti hanya sebatas pelatihan saja namun perlu ada program lanjutan.

“Program kartu prakerja harus dikembangkan dengan modifikasi program lanjutan lain misalnya pemberdayaan masyarakat melalui program modal kerja, penerbitan regulasi atau perizinan bagi usaha baru dan sebagainya. Tujuannya agar perbaikan ekonomi masyarakat bisa terealisasi lebih cepat melalui kemampuan peningkatan kreativitas masyarakat,” kata dia.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement