Oleh Bachtiar pada hari Minggu, 05 Jul 2020 - 13:38:20 WIB
Bagikan Berita ini :

Wacana Ahok Jadi Menteri, PDIP: Gak Usah Khawatir Ahok Sulit Jadi Menteri

tscom_news_photo_1593931100.jpg
Darmadi Durianto Politikus PDI-P (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Politikus PDIP Darmadi Durianto mengatakan, penilaian yang disematkan sejumlah pihak kepada eks gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait kinerjanya selama ini tidak punya dasar yang cukup kuat. Penilaian lebih didasarkan pada like or dislike atau emosional, tidak berdasarkan rasionalitas.

Demikian disampaikan Darmadi saat menanggapi adanya sejumlah pihak yang resisten jika Ahok diangkat jadi menteri dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma"ruf.

"Tugas komut hanya mengawasi
sulit bisa menilai kinerja Ahok secara langsung di Pertamina. Sulit menilai prestasi Ahok secara detail bagus atau tidak. Mungkin banyaknya serangan ke Ahok dipicu oleh ulah pendukung militan Ahok yang selalu mengaitkan keberhasilan Pertama karena faktor Ahok, padahal keberhasilan satu perusahaan lebih disebabkan oleh Team Work dari Direksi," tandas Anggota Komisi VI DPR RI itu kepada wartawan, Minggu (06/07/2020).

Lebih lanjut Darmadi juga menyarankan agar sejumlah pihak yang merasa khawatir jika Ahok masuk kedalam kabinet Jokowi untuk fokus saja mengurusi kinerjanya sendiri ketimbang menghabiskan energi untuk seorang Ahok.

"Ahok sulit bisa jadi menteri sesuai UU. Jadi enggak usah khawatir. UU kementerian no 39 tahun 2008 pasal 22 sudah jelas menegaskan itu," sindirnya.

Menurutnya, tidak fair juga jika hanya melihat kinerja Ahok dari kacamata politik praktis. Kewenangan Komut sangat terbatas.

"Kalau mau melihat kemampuan Ahok jadikan dia Dirut. Baru bisa dinilai secara objektif," tegas Bendahara Megawati Institute itu.

tag: #ahok  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement