Oleh Jacob Ereste pada hari Kamis, 14 Des 2023 - 23:47:24 WIB
Bagikan Berita ini :

Kepongahan Liar Yang Membuat Kerusakan di Bumi

tscom_news_photo_1702572444.jpg
(Sumber foto : Istimewa)

Pada berbagai tempat dan kesempatan, terlalu banyak orang yang merasa telah mengetahui serta memahami banyak hal yang dia duga penuh keyakinan tidak diketahui orang lain. Akibatnya hasrat untuk pasang omong dan ngebacot sendiri selalu mendominasi dalam setiap pertemuan dan kesempatan, tidak kecuali dalam silaturahmi keluarga yang ingin menikmati suasana santai dan sekedar ingin melepas penat dan rasa kangen serta mengintip nostalgia masa silam yang lucu dan indah.

Rasa dan keyakinan yang berlebihan dalam mengetahui banyak hal -- padahal sesungguhnya masih amat sangat sedikit -- mendorong adanya kecenderungan untuk selalu memonopoli forum entah dalam bentuk apapun. Hingga pendapat dan pandangan orang lain yang lebih genial dan otentik tidak sempat tampil untuk memberi inspirasi maupun aspirasi guna membuka cakrawala pandang yang lebih luas dan dalam hingga menukik pada dasar masalah yang paling subtansial sifatnya.

Kepongahan yang menimbulkan kecongkakan intelektual ini jaraknya masih terlalu jauh untuk ditautkan dengan sikap ugahari -- yang mampu membangun getaran spiritual -- semacam sinyal penghantar pesan yang cuma mampu disebut ghaib itu. Sebagai dimensi penakar dari vibrasi hati di dalam kalbu yang suci, tingkat kesulitan maupun penderitaan seorang sahabat pun dapat segera ditakar, tanpa harus diucapkan, apalagi cuma hendak dinarasikan dalam bahasa langit.

Begitulah desir angin yang membawa bisikan Tuhan mampu didengar oleh mata hati. Sebab mata hati mampu melihat sekelebat malaikat yang datang tanpa bersuara sekalipun. Seperti sapaan gunung dan laut yang ingin mengingatkan pada kesombongan manusia di bumi. Hingga topan dan badai menelan apa saja dalam sekelebat, hingga tak memberi kesempatan sedikit pun untuk berdo"a.

Kiranya hanya dengan kerendahan hati serupa itu, kata seorang cendekiawan yang bijak berpesan, sikap pongah dan kesombongan intelektual yang dibiarkan liar menggagahi vibrasi spiritual, terlanjur telah begitu banyak menimbulkan kerusakan di muka bumi. Dan etika, moral serta akhlak memang sepatutnya tekad dan keinginan bersama untuk dipulihkan dari dera penyakitnya yang parah. Karena sekarang telah sukar untuk disembuhkan dari dera penyakitnya yang kronis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Koperasi Merah Putih yang Abu-abu

Oleh Ajib Hamdani Analis Kebijakan Ekonomi APINDO
pada hari Senin, 19 Mei 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pada Hari Jumat 16 Mei 2025, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan dana Bank Himbara akan dikucurkan untuk mendukung operasionalisasi koperasi desa ...
Opini

Bang Harwib, Intelektual Organik yang Sebenar-Benarnya

Harwib. Demikian orang memanggilnya. Nama lengkapnya Harry Wibowo. Dia sahabat yang selalu menebar senyum ramah, di balik kacamata bulatnya. Saya mengenalnya di awal 1990-an, ketika saya kerap ...