Oleh Swary Utami Dewi pada hari Senin, 19 Mei 2025 - 10:23:24 WIB
Bagikan Berita ini :

Bang Harwib, Intelektual Organik yang Sebenar-Benarnya

tscom_news_photo_1747625004.jpeg
(Sumber foto : )

Harwib. Demikian orang memanggilnya. Nama lengkapnya Harry Wibowo. Dia sahabat yang selalu menebar senyum ramah, di balik kacamata bulatnya. Saya mengenalnya di awal 1990-an, ketika saya kerap mengikuti berbagai kegiatan di lembaga swadaya masyarakat (LSM) Kalyanamitra.

Harwib termasuk salah satu senior aktivis yang "legend". Di suatu masa di era Soeharto, ada dua kutub perlawanan aktivis. Pertama yang melakukan aksi-aksi di lapangan, lalu yang kedua yang melakukan berbagai kajian dan diskusi. Untuk kategori kedua ini ada titik intelektual di Yogyakarta (dengan tokohnya Taufik Rahzen), di Jakarta (Denny JA), dan di Bandung (Harry Wibowo alias Harwib). Ini diceritakan oleh beberapa senior kepada saya, termasuk oleh Bang Hariman Siregar. Ada yang mengatakan, ketiga orang ini masuk di Koran Kompas bagian depan, di suatu masa saat saya masih duduk di sekolah menengah pertama (SMP).

Pria kurus tinggi ini puluhan tahun kemudian tetap menggeluti dunia aktivis yang digabungkan dengan intelektual. Saya kerap bertemu dengannya di berbagai ajang diskusi. Ketika alm. Agus Lenon (Agus Edi Santoso) mengumpulkan kawan-kawan aktivis untuk hadir di Kongres Prodem Maret 2020, Harwib adalah salah satu senior utama, yang dalam wejangan Lenon musti ditemui dan diajak bicara. Dan saya pun menemuinya pada 7 Maret 2020 di satu pameran seni di Jakarta Pusat.

Saat Bang Andrinof Chaniago membentuk komunitas Aksi Literasi di masa pandemi COVID-19, salah satu yang diundang ke grup WhatsApp (WA) adalah Harwib. Dia yang dengan lugas mendebat Bang Andrinof soal ide Ibu Kota Negara (IKN). Lalu, Bang Harwib juga banyak diajak diskusi saat saya dan Bang Syaefudin Simon menyusun kumpulan tulisan tentang alm. Arief Budiman. Bang Harwib juga menjadi salah satu motor pemikir untuk penerbitan buku bersama tentang alm. Bang Daniel Dhakidae. Untuk keperluan ini, saya dan Bang Harwib menemui Bang Rocky Gerung di rumah Bang Rocky yang asri dan dingin di wilayah Sentul. Ketika itu cukup lama kami bertiga ngobrol tentang alm. Bang Daniel Dhakidae. Bang Rocky bahkan membuatkan nasi goreng yang enak dan kopi ngebul yang sedap.

Bang Harwib juga beberapa kali menceritakan keaktifannya untuk membangun kembali Prisma, suatu jurnal lama berkualitas terbitan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Saat aku berkunjung ke LP3ES untuk bertemu dengan Pak Ismid Hadad pada April 2024, beliau mengajakku ke ruangan Prisma di mana Bang Harwib sedang zoom dengan beberapa kawan. Kami sempat berbincang dan ngopi bersama.

Selama beberapa bulan tak menyapa Bang Harwib, saya mengucapkan selamat Idul Fitri 2025 melalui pesan WA. Melalui WA pula pada 18 Mei 2025 saya dimasukkan oleh seorang kawan ke grup untuk mendoakan Bang Harwib, yang ternyata sedang sakit dan memerlukan transfusi darah. Saya mengirim pesan ke beberapa grup WA dan japri ke beberapa kawan mengabarkan sakitnya Bang Harwib.

Pada Senin, 19 Mei 2025, subuh pukul 04.06 WIB, Niken (istri Bang Harwib, yang juga seorang aktivis) mengabarkan ke grup WA tentang berita berpulangnya Bang Harwib ke pangkuan Ilahi. Allah sudah menentukan takdir yang terbaik bagi Bang Harwib yang baik dan rendah hati.

Saya teringat istilah Intelektual Organik dari Gramsci. Kira-kira begini yang saya pahami. Intelektual Organik adalah mereka yang memiliki peran aktif dalam pembentukan ide-ide dan kesadaran masyarakat, meskipun tidak berasal dari kalangan intelektual tradisional, yakni akademisi.Intelektual organik ini bisa muncul dari kelas sosial tertentu. Mereka memiliki kontribusi dalam mengorganisir dan mengembangkan kesadaran kelas. Dari sini aku melihat bahwa Bang Harwib Harry Wibowo bin Hargono Singgih), adalah Intelektual Organik yang sebenar-benarnya.

Beristirahatlah dengan tenang, Bang. Dalam senyum dan ketenanganmu akan terus bergulir ide-ide perubahan sosial untuk kemanusiaan dan semesta. Al-fatihah.

19 Mei 2025

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Koperasi Merah Putih yang Abu-abu

Oleh Ajib Hamdani Analis Kebijakan Ekonomi APINDO
pada hari Senin, 19 Mei 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pada Hari Jumat 16 Mei 2025, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan dana Bank Himbara akan dikucurkan untuk mendukung operasionalisasi koperasi desa ...
Opini

Belajar Cinta dan Kepercayaan dari Mangrove

Rosia Imbiri mendayung pelan perahu kecil yang kami naiki. Perempuan, yang ketika itu berusia 31 tahun, adalah penduduk Kampung Kainui di wilayah Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen, ...