Bagi siapapun yang diberi amanah untuk memimpin bangsa, menyelesaikan masalah bukan hal yang mudah. Terlalu banyak persoalan yang telah diwariskan oleh Joko Widodo. Ia memang tidak mampu memimpin dan sayangnya juga serakah. Kekuasaan diperpanjang melalui anaknya, kekayaan dihimpun dari berbagai pintu. Korupsi menjadi kecurigaan di tengah tampilan yang hanya mampu membeli map kuning murah.
Siapapun yang turut berburu ijazah Jokowi tentu bukanlah berbasis kebencian atau sok ingin tahu, tetapi berdasar harapan untukmemiliki pemimpin yang jujur dan bertanggungjawab. Apalagi sebagai Presiden dari sebuah negara berpenduduk 280 juta. 10 tahun menjabat dalam keraguan integritas dan identitas merupakan catatan hitam dalam sejarah bangsa dan negara Indonesia.
Seorang aktivis demokrasi yang tinggal di USA Chris Komari saat menyoroti dugaan ijazah palsu Jokowi meminta agar Jokowi belajar dari Presiden Barrack Obama. Obama diragukan tempat kelahirannya yang diduga dari negara di luar teritori Amerika. Isu nasional itu dengan cepat dihentikan dengan menunjukkan akte kelahiran asli Obama secara lengkap kepada publik. Tempat kelahirannya adalah Honolulu Hawaii. Selesai masalah.
Tidak seperti Jokowi yang di samping memiliki track record sebagai Presiden pembohong juga penyembunyi identitas. Dengan berlindung pada narasi privacy, ijazahnya berlari-lari terus untuk sembunyi dari satu lorong ke lorong yang lain. Tidak mau menunjukkan kepada publik ijazahnya "hanya perintah pengadilan", katanya preet.
Chris menyatakan :
"So there is no reason and neither justification whatsoever for the former President of Indonesia Joko Widodo (Jokowi) for refusing to publish his original document of his diploma from University of Gajah Mada (UGM). None whatsoever...!!!".
Alih-alih memperlihatkan kepada publik akanijazahnya, justru Jokowi melaporkan ke Kepolisian mereka yang meragukan keaslian ijazahJokowi tersebut. Lucunya Kepolisian dengan secepat kilat memprosesnya. Sesungguhnya mereka yang mempertanyakan ijazah itu hanya ingin kejujuran dan transparansi.
Jokowi itu mantan Presiden dan dipertanyakan ijazahnya sejak menjabat sebagai Presiden hingga ke ruang Pengadilan. Sayangnya Pengadilan di Indonesia itu ternyata mandul untuk membuktikan.
Jokowi bukan tukang kayu yang begitu penting untuk diketahui ijazahnya. Ia adalah orang penting pengambil kebijakan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Peperangan hukum kini telah sampai pada tahap pertempuran kejujuran melawan kemunafikan. Kejujuran akhirnya tentu akan memenangkannya atas bantuan kejujuran dari aparat penegak hukum. Namun jika aparat penegak hukum ternyata tidak jujur, maka kemunafikan itu akan terus mendapat perlawanan.
Terus mendapat perlawanan...terus dan terus.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 11 Mei 2025
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #