Oleh Tim Teropong Senayan pada hari Minggu, 22 Jun 2025 - 14:46:02 WIB
Bagikan Berita ini :

Perang Israel-Iran: Ujian Tatanan Dunia Baru

tscom_news_photo_1750578362.jpeg
(Sumber foto : )

Ketika dua kekuatan utama di Timur Tengah—Israel dan Iran—masuk dalam perang terbuka, bukan lagi perang bayangan (proxy war), maka dunia tidak sekadar menyaksikan konflik regional, tetapi berada di tepi jurang rekalibrasi geopolitik global. Konflik ini bukan semata-mata pertikaian dua negara, melainkan percikan api dari tumpukan kering dinamika agama, identitas, sumber daya, dan kepentingan global.


Efek Langsung terhadap Kawasan Timur Tengah

1. Ekonomi Energi & Krisis Pasokan

Selat Hormuz, jalur laut strategis yang dilalui ±20% minyak dunia, langsung terancam blokade atau sabotase.

Lonjakan harga minyak bisa melampaui USD 150 per barel, memicu inflasi global dan memperparah krisis ekonomi di negara-negara berkembang.

Produksi dan distribusi gas dari Qatar, Arab Saudi, dan Iran akan terganggu, berdampak pada pasokan ke Eropa.


2. Ketidakstabilan Sipil

Potensi krisis pengungsi besar-besaran dari Lebanon, Suriah, Irak, bahkan Yaman dan Gaza.

Gerakan Syiah (Hizbullah, Houthi, Hashd al-Shaabi) dan milisi pro-Iran di Suriah & Irak bisa mengguncang stabilitas domestik negara-negara tersebut.

Meningkatnya sentimen sektarian antara Sunni dan Syiah di kawasan.


3. Retaknya Aliansi Arab

Negara-negara Arab Teluk akan terbelah: sebagian mendekat ke Israel karena faktor keamanan dan teknologi (UAE, Bahrain), sebagian lagi menjaga jarak demi meredam reaksi domestik (Kuwait, Oman).

Arab Saudi akan berada dalam dilema besar antara visi moderasi domestik dan loyalitas historis terhadap dunia Islam.

Dampak pada Kawasan Eropa dan Dunia

1. Eropa: Terperangkap di Tengah Krisis

Ketergantungan pada gas dari Timur Tengah & Afrika Utara memperparah krisis energi Eropa.

Gelombang pengungsi dari Suriah-Lebanon akan menciptakan tekanan sosial-politik dalam negeri, memperkuat sentimen sayap kanan dan anti-imigran.

NATO kemungkinan terbelah dalam merespons konflik Israel-Iran karena posisi AS yang terlalu pro-Israel.


2. Amerika Serikat: Mendukung Israel, tapi dengan Risiko

AS pasti akan berpihak pada Israel secara militer dan diplomatik.

Namun keterlibatan AS akan membuka front konflik dengan milisi pro-Iran di Irak dan Suriah, memperpanjang jejak militernya di Timur Tengah.

Ancaman terhadap pasukan dan aset AS di Teluk dan Laut Merah meningkat.

Rusia dan China: Penantang Tatanan Barat

1. Rusia: Mendulang Krisis

Rusia akan mengambil keuntungan dari kenaikan harga minyak dan gas—sumber utama pendapatan negara.

Rusia berpotensi meningkatkan tekanan di Ukraina atau Kaukasus, karena perhatian dunia teralihkan.

Moskow kemungkinan akan mendukung Iran secara tidak langsung lewat intelijen dan senjata.


2. China: Menyeimbangkan Bisnis dan Politik

China adalah mitra dagang utama Iran (minyak & infrastruktur), tetapi juga menjaga relasi ekonomi dengan Israel dan Teluk.

Jika konflik berlarut, Beijing akan terjepit: kehilangan akses energi dan investasi OBOR (One Belt One Road) di kawasan.

Namun China bisa mendorong peran sebagai "penengah" konflik untuk mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan global alternatif terhadap AS.

Potensi Eskalasi Global: Ancaman Multipolar Perang Dingin Baru

1. Perang Meluas ke Teater Lain

Perang siber antara Israel vs Iran bisa menyebar ke jaringan global (bank, bandara, infrastruktur vital).

Kelompok-kelompok seperti Hizbullah bisa menyerang target Yahudi atau AS di Eropa, Asia, dan Afrika.

Israel bisa melancarkan serangan pre-emptive ke instalasi nuklir Iran yang memicu keterlibatan langsung Rusia.

Rekalibrasi Tatanan Global

Polarisasi dunia semakin tajam: AS-Israel-NATO vs Iran-Rusia-China.

Institusi internasional seperti PBB dan G20 akan kehilangan efektivitas karena veto politik dan polarisasi kepentingan.

Dunia beralih ke sistem “multipolar disorder”: ketidakpastian, deglobalisasi, dan regionalisasi konflik.

Indonesia dan Dunia Islam: Apa Peranannya?

1. Ujian Netralitas dan Kemanusiaan

Indonesia, sebagai negara mayoritas Muslim, menghadapi tekanan publik untuk mengecam Israel.

Namun Indonesia juga harus memainkan peran diplomasi damai untuk menjadi jembatan antara dunia Islam dan Barat.

Momen ini bisa dimanfaatkan untuk mendorong diplomasi kemanusiaan dan perdamaian regional.


2. Ancaman Domestik dan Ketahanan Ekonomi

Kenaikan harga BBM dan bahan pokok berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi domestik.

Radikalisasi dan retorika sektarian bisa meningkat di dalam negeri.

Pemerintah perlu memperkuat ketahanan energi, pangan, dan sosial untuk menghindari dampak lanjutan.

Dunia di Persimpangan

Konflik Israel-Iran bukan sekadar perang dua negara. Ini adalah konsekuensi dari ketegangan multipolar dunia, yang selama ini ditahan oleh perang proksi dan diplomasi tidak tuntas. Jika konflik meluas, kita mungkin menyaksikan resesi global baru, rekonstruksi ulang peta kekuatan internasional, dan ancaman serius terhadap tatanan hukum internasional dan kemanusiaan.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Penang Menyembuhkan, Jakarta Mengantarkan: Cermin Buram Sistem Kesehatan Kita

Oleh Kuldip Singh Aktivis 1998, Sekjen PIJAR Indonesia 1998, Pemerhati Politik Kesehatan Nasional
pada hari Minggu, 22 Jun 2025
Dari Terminal ke Rumah Sakit: Arus Balik Kepercayaan Setiap pagi di Bandara Soekarno-Hatta, kita menyaksikan pemandangan yang mencemaskan sekaligus menyedihkan: warga Indonesia antre bukan menuju ...
Opini

Saatnya Haji Bebas dari Politisasi dan Komersialisasi

Tragedi tahunan kembali mengiringi penyelenggaraan ibadah haji. Kali ini, nada tegas datang langsung dari Kerajaan Arab Saudi. Dalam surat resmi yang dikirimkan kepada sejumlah negara, termasuk ...