JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani menggelar pertemuan bilateral dengan pimpinan Parlemen negara Aljazair, Bahrain, Oman dan Republik Ceko disela-sela Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Gedung DPR RI. Ia pun mendorong peningkatan kerja sama.
Dalam pertemuan itu, Puan mengajak para negara sahabat untuk memperat kerja sama Parlemen, dengan berinvestasi di bidang pendidikan, pariwisata, pertahanan dan kerjasama lainnya. Seperti pertanian syariah dan kota bersaudara atau sister city.
Rangkaian pertemuan ini digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (13/5/2025). Pertempuan masing-masing delegasi parlemen digelar secara terpisah. Dalam bilateral meeting dengan 4 negara, Puan didampingi Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antara Parlemen (BKSAP) DPR RI Irine Yusiana Roba Putri serta Anggota BKSAP DPR Gilang Dhielafararez, dan Mufti Anam.
Pertama, Puan bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Ibrahim Boughali. Kemudian Ketua Dewan Perwakilan Rakyat/Parlemen Kerajaan Bahrain, Ahmed bin Salman Al Musalam. Dilanjutkan dengan Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Khalid Hilal Nasser Al Maawali, dan terakhir bertemu dengan Wakil Ketua DPR Republik Ceko, Jan Skopecek.
Bertemu Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Ibrahim Boughali, Puan mengatakan hubungan bilateral Indonesia-Aljazair memiliki kepentingan, diantaranya peningkatan investasi energi, ekspansi perdagangan serta diversifikasi kerja sama bilateral. Ia mendorong agar kerja sama di bidang ekonomi dan investasi bisa diperkuat.
"Saya mendorong Indonesia melihat potensi besar dalam menjalin kemitraan dengan Aljazair, khususnya di sektor infrastruktur, pertambangan, serta industri makanan," kata Puan.
Menurut Puan, kedua negara juga dapat mendorong hubungan antar masyarakat melalui peningkatan-peningkatan kerja sama di bidang pendidikan, pemberdayaan generasi muda dan bidang pariwisata. Termasuk direct flight untuk mendukung pariwisata kedua negara.
"Kerja sama di bidang pendidikan melalui pemberian beasiswa kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di Aljazair merupakan salah satu hal yang dapat ditingkatkan," tutur cucu proklamator RI tersebut.
Sementara itu kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat/Parlemen Kerajaan Bahrain, Ahmed bin Salman Al Musalam, Puan menyebut Indonesia menganggap Bahrain sebagai salah satu mitra dagang penting di Timur Tengah. Bahkan perdagangan Indonesia-Bahrain di tahun 2024 meningkat 13,8 persen dari tahun sebelumnya.
Dikatakan Puan, Bahrain telah menjadi pasar bagi sejumlah komoditas ekspor Indonesia, seperti kendaraan bermotor, produk kertas, produk kayu, makanan, alas kaki, suku cadang mobil, garmen. Untuk itu, ia menilai hubungan yang lebih erat antara pihak swasta dari Indonesia dan Bahrain perlu didorong, agar potensi dari masing-masing negara dapat lebih dikenali.
"Saya juga mengundang pihak Bahrain untuk berinvestasi di Indonesia, misalnya pada sektor energi terbarukan. Saya melihat peluang kerja sama ekonomi yang dapat dikembangkan dengan melibatkan pihak swasta seperti mengadakan promosi bersama untuk meningkatkan perdagangan dan investasi," papar Puan.
"Di bidang pendidikan, beberapa kerja antar universitas/perguruan tinggi Indonesia dan Bahrain telah berjalan, khususnya di bidang pertanian dan ekonomi syariah," lanjut sebut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Perihal kerjasama ekonomi juga diungkapkan Puan saat bertemu Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Khalid Hilal Nasser Al Maawali. Diketahui nilai perdagangan Indonesia-Oman menempati posisi ketiga terbesar di antara negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC). Bahkan nilai ekspor kedua negara sama-sama mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
"Saya yakin dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan, potensi kerja sama ekonomi kedua negara sangat memungkinkan untuk dimaksimalkan," ungkapnya.
Selain dengan 3 negara anggota OKI, Puan melakukan bilateral meeting dengan Ceko yang hadir di PUIC ke-19 sebagai negara observer. Ceko sendiri bukan merupakan anggota OKI.
Bertemu Wakil Ketua DPR Republik Ceko, Jan Skopecek, Puan menyatakan harapannya agar kerja sama ekonomi Indonesia-Ceko dapat terus meningkat. Termasuk dengan mengeksplorasi potensi kerja sama ekonomi lainnya, seperti ekonomi hijau dalam bentuk perdagangan karbon dan penyimpanan karbon.
"Ceko merupakan salah satu mitra ekonomi penting Indonesia di Eropa Tengah, dengan total perdagangan bilateral yang terus meningkat. Ceko juga merupakan investor terbesar kedua di Indonesia di antara negara-negara Eropa Tengah," ucap Puan.
Puan juga menyinggung soal kerja sama pertahanan saat pertemuan dengan delegasi Ceko. Ia menyambut baik upaya kedua negara yang ingin meningkatkan kerja sama, dari transfer teknologi dalam industri pertahanan hingga peluang kerja sama akademik di Universitas Pertahanan Ceko.
Menurut Puan, kerja sama ini membawa manfaat besar bagi kedua negara dalam menghadapi tantangan global dan berkontribusi dalam memperkuat keamanan regional dan global.
Melalui pertemuan ini, Puan juga ingin meminta dukungan Parlemen Ceko dalam percepatan perundingan I-EU CEPA. Ia berharap, perundingan ini dapat diselesaikan pada tahun ini.
"Saya juga meminta dukungan Parlemen Ceko untuk melawan kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia," imbuhnya.
Puan pun menyambut baik kerja sama Indonesia dengan negara di Eropa Bagian Tengah tersebut. Indonesia dan Ceko diketahui membentuk Kota Bersaudara (Sister City), yang kaya akan warisan budaya, antara Kota Yogyakarta dengan Kota Hluboká nad VItavou.
"Kerja sama di bidang pariwisata juga perlu kita kembangkan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hubungan antar-masyarakat kedua negara," sebut Puan.
Pada pertemuan-pertemuan bilateral ini, Puan pun menekankan pentingnya penguatan solidaritas antar negara-negara Muslim dalam menghadapi tantangan global. Ia menyampaikan pentingnya peran parlemen dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kedamaian, dan toleransi.
Puan mengatakan solidaritas yang terjalin antar negara-negara Islam tidak hanya akan membawa manfaat bagi umat muslim saja, tetapi juga untuk kedamaian dan keadilan bagi dunia secara keseluruhan.
"Saya berharap, PUIC sebagai representasi parlemen negara muslim dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang adil, damai, dan sejahtera," jelas cucu Bung Karno tersebut.
Untuk itu, Puan mengajak negara-negara Muslim memperkuat solidaritas di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
"Konferensi PUIC ke- 19 merupakan momen untuk menggalang solidaritas antar parlemen negara islam dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks," terang Puan.
"Sebagai sesama pemimpin lembaga parlemen, saya berharap kita dapat menjadi penggerak dalam langkah penguatan solidaritas negara-negara muslim,” tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua BKSAP DPR Irine Yusiana Roba Putri. Ia mengatakan pertemuan PUIC ke-19 dapat memperkuat hubungan solidaritas dan kerjasama antar negara OKI.
“Kita juga membahas kerja sama di bidang lain seperi kerja sama di pendidikan, sosial, perempuan, keluarga juga pariwisata. Jadi pembahasannya sangat luas dan beragam. Pada prinsipnya kami percaya bahwa sesuai dengan yang dikatakan oleh ketua DPR bahwa kita harus terus menerus melakukan komunikasi dan kerja sama,” urai Irine.
“Karena Ibu Ketua tadi menyatakan bahwa hari ini pasca pandemi covid-19, kita percaya bahwa tidak ada satupun negara di dunia yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Sehingga kerjasama baik itu bilateral maupum multilateral itu sangatlah penting pada hari ini untuk menghadapi tantangan tantangam dunia global yang semakin hari tidak semakin mudah,” tutup Irine.