TANGERANG (TEROPONGSENAYAN)--Menjalani kehidupan sebagai tahanan jelas tidak mudah. Apalagi bukan hanya meninggalkan keluarga yang dicintai namun juga dicopot dari jabatan yang telah dirintis bertahun-tahun dari level bawah.
Namun, semua itu dilakoni Antasari Azhar dengan ikhlas. Dia mengaku tidaka dendam kendari kasus kriminal yang ditimpakan pada dirinya adalah penuh rekayasa. Sebab dia tak pernah melakukan apa yang dituduhkan.
"Saya sudah ikhlaskan apa yang diperlakukan pada diri saya. Meskipun harus meninggalkan isteri, anak dan cucu," ujar Antasari saat menerima wawancara TeropongSenayan di Tangerang, Banten, Jumat (20/11/2015).
Baca juga :Antasari Azhar: Saya Ikhlas dan Tak Dendam
Antasari ditemui saat menjalani masa asimilasi di kantor notaris Handoko Halim yang berlokasi di jalan H Soleh Ali, Tangerang. Mantan jaksa senior ini bekerja sebagai tenaga ahli (penasehat) pada kantor notaris ini.
Menurut Antasari sebagai orang yang telah menjalani profesi sebagai jaksa selama 32 tahun bukan hal sulit baginya mengenali rekayasa dan keanehan atas kasus yang dialaminya. Namun upaya mencari keadilan seperti menabrak tembok.
Melakoni kehidupan dua tahun sebagai tahanan di Polda Metro Jaya dan hampir lima tahun di rutan Tangerang dan pertimbangan matang membuatnya dia ikhlas. Dia juga tidak dendam dengan pihak yang menjebloskannya.
"Saya tahu kalau saya dendam maka saya sakit," ujar Antasari. Sebab jika dendam maka akan mengaduk emosi dan pikirannya sehingga bisa kurang baik bagi kesehatan dirinya. Sebab bukan tidak mungkin membuatnya gula darahnya meningkat.
Baca juga :Antasari Azhar : Cukup, Jangan Ada Lagi Korban Seperti Saya Alami
Pria kelahiran 63 tahun di Pangkal Pinang, Bangka ini pernah mengalami gula darahnya meningkat hingga sekitar 550. Beruntung ada dokter kerabat sesama penghuni rutan memberikan pertolongan dan segera dibawa ke rumah sakit.(ris)