Opini
Oleh Ariady Achmad pada hari Sabtu, 30 Apr 2016 - 07:11:01 WIB
Bagikan Berita ini :

Drama Warga Cina di Halim Perdanakusuma

79d0d202525e3a7f8d28cb99ecbe03e558cbfe7d6e.jpg
Kolom Obrolan Pagi Bareng Ariady Achmad (Sumber foto : Ilustrasi/TeropongSenayan)

Apakah tujuan dan motivasi lima Warga Cina yang menyusup masuk kawasan Lanud Halim Perdanakusuma? Jika saat di tangkap oleh aparat keamanan TNI AU mereka sedang mengebor dan mencari sample tanah untuk keperluan proyek PT Kereta Api Cepat Indonesia-Cina.

Benarkah? Setidaknya informasi yang beredar memang demikian. Namun anehnya kok ada yang mengenakan atribut tentara RRC saat diperiksa di kantor Imigrasi, Jakarta Timur. Jika demikian bukan semakin aneh alasan mereka tidak mengetahui bahwa lokasi yang di bor adalah kawasan Angkatan Udara.

Semakin menjadi simpang-siur ternyata mereka atau ke lima (5) warga Cina itu dilepaskan begitu saja oleh pihak Imigrasi dan keamanan. Artinya, apakah mereka terbukti tidak bersalah? Ataukah ada alasan lain sehingga pihak Imigrasi dan keamanan melepaskan mereka?

Inilah yang membuat masyarakat kembali heran, terhenyak dan bingung. Diakui atau tidak, rezim Jokowi-JK memberikan keistimewaan terhadap warga Cina. Ada apa? Sebab, beberapa waktu lalu juga terjadi kasus masuknya tenaga kerja kasar asal Cina ke wilayah Banten. Jumlahnya mencapai ratusan.

Tak heran jika berbagai kalangan mengecam tindakan pelepasan warga Cina ini. Apalagi jika satu dari lima warga Cina itu adalah tentara. Bahkan banyak yang menduga intelijen Cina. Sebab, mereka melakukan penyusupan dan memasuki kawasan militer milik TNI AU yang dijaga ketat.

Jelas tindakan warga Cina itu tak bisa dibenarkan. Bukan saja tak dilengkapi dokumen kerja, mereka tanpa ijin dan sengaja memasuki kawasan militer. Bandingkan dengan langkah Menteri Susi yang menenggelamkan kapal-kapal yang memasuki dan mencuri ikan di perairan Indonesia.

Kawasan militer adalah simbul kedaulatan negara. Sebab, kawasan militer adalah bagian sistem pertahanan negara. Oleh sebab itu, bukan hanya ketat penjagaannya, namun sekaligus juga memiliki prosedur pengamanan yang standar militer guna melindungi dan menjaga obyek vital nasional.

Namun kini kedaulatan negara-bangsa ini telah diinjak-injak oleh tukang bor asal Cina. Mereka dengan leluasa memasuki wilayah militer. Meski sempat di soal oleh imigrasi dan TNI AU, namun dibebaskan kembali. Sehingga tidak ada kelanjutan skandal ini. Mereka leluasa di Indonesia.

Inilah nasib bangsa yang permisif dan toleran. Ataukah bangsa ini sudah tak bisa menjaga kedaulatan? (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Selesaikan Polemik Ijazah Presiden Jokowi dengan Transparansi, Bukan Kriminalisasi

Oleh Didi Irawadi Syamsuddin, S.H., LL.M.
pada hari Sabtu, 02 Agu 2025
Polemik soal keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, telah berulang kali mencuat dan menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat. Sebuah persoalan yang sebenarnya bisa selesai ...
Opini

MEMBACA ABOLISI TOM LEMBONG

TEROPONGSENAYAN.COM - Jakarta, Presiden Prabowo Subianto membuka lembaran baru dalam sejarah hukum Indonesia dengan memberikan amnesti kepada Hasto Kristiyanto dan abolisi kepada Thomas Trikasih ...