JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yambise adalah salah satu menteri yang dipanggil Presiden Jokowi ke Istana pada Jumat (22/7/2016). Pemanggilan tersebut diduga terkait perombakan kabinet (reshuffle) jilid II.
Yohana menyatakan siap mengikuti keputusan presiden termasuk bila dicopot dari jabatannya.
"Presiden yang memilih, presiden yang berhak untuk memberhentikan. No problem," kata Yohana di gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2016).
Yohana hadir di Gedung DPR untuk mengikuti rapat soal Perppu Perlindungan Anak. Dia mengaku wacana reshuffle kabinet tidak mempengaruhi kinerjanya.
"Saya tidak terpengaruh isu ini yang penting saya menjalankan tugas," ucapnya.
Yohana sempat dipanggil oleh Presiden Joko Widodo untuk evaluasi kinerja. Dia menyebut Jokowi ingin mengetahui progress kinerjanya.
"Kemarin presiden melihat perkembangan saya, ada yang perlu ditambah. saya pikir bagus," ujar Yohana.
Dalam dua pekan terakhir, beberapa menteri dipanggil mendadak oleh Jokowi untuk evaluasi kinerja. Juru Bicara Presiden Johan Budi SP mengatakan, evaluasi memang terus menerus dilakukan oleh Presiden Jokowi. Hal itu adalah lumrah dilakukan oleh seorang Presiden.
"Evaluasi dilakukan terus menerus. Bahwa ada yang ditanya, kemudian perkembangan pekerjaan yang bersangkutan, adalah hal yang biasa," kata Johan kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Johan juga mengatakan, salah satu tolak ukur perombakan kabinet adalah evaluasi. "Tolok ukur reshuffle atau tidak ya evaluasi kinerja. Tapi perlu dipahami evaluasi tidak hanya satu titik waktu tertentu," katanya.(yn)