Opini
Oleh Laode Ida pada hari Kamis, 29 Sep 2016 - 14:44:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Nafsu Birahi Ahok, Singkirkan Rakyat Miskin Ibukota

36obrolan pagi-3.jpg
Santai Siang Bersama Laode Ida (Sumber foto : ilustrasi)

Nafsu birahi menggusur pemukiman rakyat Jakarta terus dilanjutkan oleh Ahok. Sebagai gubernur, dia tak peduli dengan janji Jokowi saat kampanye sebagai Cagub lima tahun lalu, yang berjanji akan melegalisasi pemukiman penduduk yang sudah dihuni selama 20 tahun. Pada hari Rabu (28/9/2016) kemarin Ahok kembali menggusur paksa sebagian warga di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Alasan utama Ahok adalah bahwa tanah yang dihuni penduduk itu berstatus 'tanah negara'. Rakyat dianggap tak punya hak di atas tanah negara. Oleh karena itu sebagian warga harus dipaksa untuk menghuni rumah susun, tak peduli apakah mereka mampu bayar sewa atau tidak.

Ahok dan atau tak sedikit pejabat di negara ini rupanya sangat menganggap lahan yang berstatus tanah negara haram untuk dihuni atau dimiliki oleh rakyat. Ini sungguh fatal. Apalagi mereka itu adalah warga bangsa etnik pribumi yang jadi pemegang saham utama di negara ini.

Warga bangsa seperti itu tak boleh hidup tanpa kepemilikan tanah di negaranya sendiri. Belum lagi jika mereka selama ini telah membayar PBB tiap tahun, seharusnya mereka menjadi kelompok prioritas untuk dapat bagian sebidang tanah yang dilegalkan oleh pemerintah.

Tapi, lagi-lagi kali ini, Ahok menunjukkan sikap arogan dengan kekuasaannya. "Rakyat kecil penghuni Jakarta ini harus ditertibkan, harus disingkirkan", barangkali begitu kira-kira dalam otak penguasa Jakarta ini. Ia sama sekali tak mau kompromi atau sangat benci dan bersikap kejam terhadap rakyat kecil.

Lalu apa sebenarnya di balik sikap brutal Ahok terhadap wong cilik di ibukota ini? Sudah bisa ditebak, yakni kelak hanya akan menjadikan Jakarta ini hanya untuk pemukiman para warga kaya termasuk para pendatang dari luar. Ini sangat bertentangan dengan prinsip utama kehadiran negara di mana pemerintah menjadi pengatur administrasinya.

Untuk Ahok sendiri, kebijakan dan nafsu penggusuran rakyat kecil seperti ini menjadi kampanye negatif dalam menghadapi Pilgub 2017 nanti. Namun di sini lain barangkali Ahok sendiri akan memperoleh keuntungan materi dari proyek-proyek penggusuran dan pembangunan baru di kawasan yan digusur itu.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Abolisi dan Amnesti: Jalan Menuju Rekonsiliasi Nasional dan Kebangkitan Ekonomi

Oleh Ariady Achmad dan Team teropongsenayan.com
pada hari Selasa, 05 Agu 2025
Pemberian amnesti kepada Hasto Kristiyanto dan abolisi kepada Thomas Lembong oleh Presiden Prabowo Subianto bukanlah sekadar keputusan politik biasa. Sebagaimana ditegaskan oleh Haris Rusly Moti, ...
Opini

Selesaikan Polemik Ijazah Presiden Jokowi dengan Transparansi, Bukan Kriminalisasi

Polemik soal keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, telah berulang kali mencuat dan menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat. Sebuah persoalan yang sebenarnya bisa selesai ...