JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Aksi unjuk rasa terhadap cagub petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga telah menistakan agama dan menghina ulama terus bergulir.
Demonstrasi anti-Ahok yang dimotori salah satu ormas keagamaan, bukan hanya berlangsung di Jakarta, tapi juga di beberapa daerah di Tanah Air, seperti Bandung, Surabaya, Malang, Solo, Padang, Jambi, dan Makasar.
Bahkan informasi yang beredar, Jumat (4/11/2016), bakal ada aksi unjuk rasa yang melibatkan puluhan ribu massa yang akan masuk ke Ibu Kota, dan akan menduduki Istana dan Bareskrim Polri.
Namun, ada rumor yang berkembang, aksi unjuk rasa anti-Ahok itu ternyata ada yang memobilisasi. Salah satu ormas keagamaan disebut-sebut menerima kucuran dana hingga Rp 10 miliar dari mantan petinggi Negeri ini yang menginginkan Ahok tumbang sebelum berlaga di Pilgub DKI 2017.
Saat dikonfirmasi, Tim Pendampingan Hukum DPP PPP kubu Djan Faridz, Muara Karta mengaku sudah mengetahui informasi tersebut sejak beberapa hari yang lalu.
Menurut Karta, sejumlah pimpinan aliansi keagamaan yang ikut demonstrasi mengadukan ke dirinya terkait tidak meratanya distribusi dana Rp 10 miliar.
"Beberapa aliansi melaporkan tidak meratanya pembagian dana. Mereka mengaku hanya menerima Rp 500 juta," kata Karta saat dihubungi, Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Atas temuan tersebut, Karta mensinyalir aksi unjuk rasa yang makin marak akhir-akhir ini bukan semata-mata untuk menjegal Ahok.
"Saya melihat sasaran utamanya menjatuhkan Presiden Jokowi. Kalau hanya menjegal Ahok sepertinya terlalu kecil," ujar Karta.(yn)