Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Sabtu, 30 Sep 2017 - 21:33:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Akhirnya, Polisi Akui Impor Senjata Berat Standar Militer

69senjataberat.jpg
Ratusan senjata berat diimpor oleh Polisi, Jumat (29/9/2017) (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengakui ratusan senjata berat standar militer impor yang saat ini berada di Bandara Sokarnoe-Hatta memang ditujukan untuk institusinya.

“Barang yang ada dalam Bandara Soetta yang dinyatakan dimaksud rekan-rekan senjata adalah betul milik Polri dan barang yang sah," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (30/9/2017).

Menurutnya, pengadaan senjata itu sudah melalui prosedur yang sah. Ia juga mengakui masuknya senjata itu membutuhkan ijin dari TNI.

"Semua sudah sesuai prosedur, mulai dari perencaan, proses lelang dan kemudian pross berikutnya sampai kemudian di-review pengadaan dan pembeliannya oleh pihak ke-4 dan proses masuk ke Indonesia," jelasnya.

Senjata berat standar militer impor berikut amunisinya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Jumat (30/9/2017) malam. Diketahui, senjata serta amunisi ini diimpor PT Mustika Duta Mas dan akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri.

Pengiriman barang tersebut berlangsung sekitar pukul 23.35 WIB, bertempat di Gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno-Hatta. Senjata dan amunisi ini didistribusikan dengan menggunakan Pesawat Charter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024.

Maskapai tersebut memuat senjata dan amunisi yakni Arsenal JSCO 100 Rozova Dolina STR, 6100 Kazanlak Bulgaria. Dengan alamat penerima yaitu Bendahara Pengeluaran Korps Brimob Polri Kesatriaan Amji Antak Kelapa Dua Cimanggis, Indonesia.

Pesawat yang membawa barang ini mendarat di Bandara Soekarno-Hatta sekira pukul 23.35 WIB. Unloading barang dilaksanakan pada pukul 23.45 WIB.

Proses unloading selesai pukul 01.25 WIB, kemudia barang digeser ke Kargo Unex. Ada pun data barang tersebut di antara lain Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 mm sebanyak 280 pucuk. Dikemas dalam 28 box (10 pucuk/box) dengan berat total 2.212 kg.

Selain itu terdapat Amunition Castior 40 mm, 40 x 46 mm round RLV-HEFJ with high explosive fragmentation Jump Grenade. Dikemas dalam 70 box (84 butir/box) dan satu box (52 butir), total 5.932 butir (71 box) dengan berat 2.829 kg. Saat ini senjata tersebut masih di dalam gudang Kargo Unex, menunggu rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS).

SAGL, menurut situs arsenal-bg.com, merupakan senjata pelontar granat tipe M 406. Sementara, RLV-HEFJ adalah amunisi granat yang digunakan sebagai senjata serbu militer untuk menghancurkan kendaraan atau meterial lapis baja ringan. (icl)

tag: #polri  #skandal-5000-pucuk-senjata  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Fadel Muhammad: Fungsi Pengawasan DPD Fokus pada Masalah-Masalah di Daerah

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 29 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad mengatakan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) harus lebih diperkuat dalam pengawasan terhadap pemerintah daerah. ...
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...