Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Senin, 23 Okt 2017 - 21:25:45 WIB
Bagikan Berita ini :

Puluhan Guru PPKN Asal Kendal Mendatangi MPR

7Fadholi-MPR.jpg
(ki-ka) Kepala Bagian Perpustakaan Roosiah Yuniarsiah, Kabag Pemberitaan Hulembaga dan Layanan Infornasi Rharas Esthining Palupi dan anggota MPR dari Fraksi Nasdem yang juga anggota Badan Penganggaran MPR Fadholi saat menerima kunjungan puluhan guru PPKN asal Kendal di Gedung MPR, Jaakrta, Senin (23/10/2017) (Sumber foto : Humas MPR)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Tiga puluh dua guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (23/10/2017), mendatangi MPR.

Kedatangan mereka diterima oleh anggota MPR dari Fraksi Nasdem yang juga anggota Badan Penganggaran MPR Fadholi, Kabiro Humas Siti Fauziah, Kabag Pemberitaan Hulembaga dan Layanan Infornasi Rharas Esthining Palupi, dan Kepala Bagian Perpustakaan Roosiah Yuniarsiah.

"Saya seharusnya ke Australia namun karena menerima bapak, ibu, maka keberangkatan ke Australia, saya tunda,” ujar Fadholi saat menerima mereka di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR.

Di ruangan itu, Fadholi memberi pemaparan mengenai tugas-tugas DPR dan MPR. Dikatakan, dirinya selain menjadi anggota MPR juga menjadi anggota DPR.

"Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD," ujarnya.

Sebagai lembaga negara yang berbeda maka tugas DPR dan MPR pun tak sama. Di DPR disebut ada 11 Komisi.

"Masing-masing komisi menangani masalah yang berbeda. Terkait masalah nasib guru itu dibahas di Komisi X," tambahnya.

Sedang tugas MPR disebut oleh Fadholi selain masalah kenegaraan juga melakukan Sosialisasi Empat Pilar. Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, disebut sangat penting sebab saat ini nilai-nilai luhur bangsa tergerus oleh nilai-nilai globalisasi.

"Nilai-nilai luhur harus dipertahankan,” ujarnya.

Pria asal Salatiga, Jawa Tengah, itu mencontohkan bila di kampung halaman, satu sama yang lain saling mengenal, lain dengan kehidupan di kota besar. "Satu gang saja bahkan nggak kenal," keluhnya.

Dirinya pun mencontohkan yang lain. Disebut, orang sekarang sudah nongkrong di caffe kopi asing padahal harganya terbilang mahal, secangkir bisa Rp 40.000, sementara di warung kopi masyarakat harga kopi hanya Rp 4.000. Kemudian orang juga suka makan di rumah makan ayam goreng dari luar negeri.

"Padahal ayamnya itu dari Indonesia sendiri bukan dari asing," paparnya.

Untuk itu dirinya mengharap agar kita tidak kalah bersaing dengan produk luar. Untuk itu diharapkan kita bisa memasak dan mengolah makanan yang lebih bagus dibanding dengan bangsa lain.
Sebagai guru PPKN apa yang diajarkan, menurut Fadholi, sama dengan apa yang dilakukan oleh MPR, yakni mensosialisasikan Empat Pilar.

"Bapak, ibu, mempunyai peran dalam meletakan dasar pemahaman kebangsaan," ujarnya.

Diharapkan bila mereka mempunyai gagasan tentang paham kebangsaan yang berasal dari lingkungan sekolah, gagasan itu bisa ditulis atau diungkapkan. Dengan cara yang demikian kita bisa merawat nilai-nilai kebangsaan.

Kedatangan mereka menurut Siti Fauziah diharapkan bisa membawa manfaat. "Kami berterima kasih atas kunjungannya," ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, para guru bisa menyampaikan aspirasinya. "Bisa bertanya langsung pada anggota MPR, Bapak Fadholi," paparnya.

Senada dengan Siti Fauziah disampaikan Rharas Esthining Palupi. Ia mengatakan, MPR telah menerima delegasi dari instansi pendidikan dari level PAUD hingga mahasiswa dan guru-guru serta organisasi masyarakat.

"Menerima delegasi dari masyarakat khususnya kalangan pendidikan merupakan bentuk pelayanan dari MPR,” ujarnya.

"Bersyukur karena kedatangan bapak, ibu, langsung bisa diterima oleh anggota MPR. Dengan demikian bisa langsung menyampaikan aspirasi," tambahnya.(yn)

tag: #mpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement