JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Hadi Tjahjanto mengungkapkan, dalam realita ini kekuatan-kekuatan yang berkonflik tidak akan lagi didominasi oleh identitas negara, tetapi juga non-negara.
Hal ini, kata dia, dampak lanjutan dari diameter konflik tidak menjadi simetris, melainkan lebih sering bersifat asimetris, proxy dan hibrida.
"Beberapa kasus seperti di Suriah dan Irak terorisme terbukti berujung pada proxy war atau hybrid war," kata Hadi saat uji kelayakan dengan Komisi I DPR di Gedung Nusantara II DPR, Jakarta, Rabu (6/12/2017).
Hadi pun menilai, variabilitas terhadap serangan teroris ini menjadi sangat tinggi di semua negara di dunia, tak erkecuali di negara adidaya sekalipun.
"Hal tersebut telah menjadikan terorisme sebagai ancaman global dan ditempatkan sebagai musuh bersama yang harus diperangi. Pada perkembangan selanjutnya, terorisme juga digunakan sebagai alat pengkodisian wilayah," paparnya. (icl)