DAVOS (TEROPONGSENAYAN)--Presiden Palestina Mahmud Abbas menolak bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence akhir bulan Desember 2017 lalu. Hal itu membuat Presiden AS Donald Trump meradang.
Trump mengatakan, Palestina telah menghina Amerika Serikat lantaran tidak mau bertemu Mike Pence saat Wapres AS itu melakukan lawatan ke Timur Tengah baru-baru ini.
Hal itu disampaikan Trump usai bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Ia mengaku, dirinya bertujuan mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Palestina menolak kunjungan Pence bulan ini setelah Trump menyatakan pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menjanjikan akan memindahkan kedutaan besar AS ke kota suci itu.
Dukungan yang diberikan Trump pada Desember terhadap klaim Israel bahwa Yerusalem merupakan ibu kotanya, telah mengundang kecaman dari para pemimpin negara-negara Arab dan seluruh dunia.
Pengakuan yang dinyatakan Trump juga membalikkan kebijakan yang telah dianut AS selama berpuluh-puluh tahun bahwa status Yerusalem harus ditentukan melalui perundingan antara Israel dan Palestina.
"Waktu mereka tidak menghormati kita seminggu lalu dengan tidak memperbolehkan wakil presiden hebat kita bertemu dengan mereka, dan kita memberi mereka ratusan juta dolar berupa bantuan dan dukungan, jumlah yang sangat besar, jumlah yang tidak dimengerti oleh siapa pun -- dana itu sudah disediakan dan dana itu tidak akan mengalir ke mereka kecuali kalau mereka duduk bersama dan merundingkan perdamaian," kata Trump.
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menarik dirinya sendiri sebagai penengah perdamaian dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Hak-hak rakyat Palestina tidak untuk dijadikan alat tawar-menawar dan Yerusalem tidak untuk dijual. Amerika Serikat tidak memiliki peranan kecuali jika negara itu menarik keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rdainah kepada Reuters.
Abbas menyebut pengakuan Trump atas Yerusalem itu sebagai "tamparan di wajah" dan tidak akan mengakui Washington sebagai perantara jujur dalam perundingan apa pun dengan Israel di masa depan.
Abbas sendiri sedang melakukan kunjungan di luar negeri sebelum Pence tiba, demikian Reuters.(yn/ant)