Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Minggu, 12 Agu 2018 - 11:07:13 WIB
Bagikan Berita ini :

Soal Presidential Threshold, Fahri Sebut Pemerintah Dzolim

720180528_194453.jpg.jpg
Bamsoet-Fahri Hamzah dan Jokowi Suasana buka bersama di rumah dinas Bamsoet. (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut aturan Presidential Threshold (PT) pada Pilpres 2019 ini merupakan bentuk ketidakadilan politik.

Fahri menilai, hasilrumusan Undang-Undang Pemilu itu sangat kuat dengan aroma arogansi kekuasaan. Karena, idealnya dalam pemilu serentak, semua partai politik bisa mengajukan calonnya sendiri.

"Ini bentuk kedzaliman di depan mata," kata Fahri kepada wartawan di Jakarta, Minggu (12/8/2018).

Dijelaskan Fahri, dalam sistem presidensialisme, Presiden dan DPR RI dipilih rakyat. Yang membentuk pemerintahan atau kabinet adalah Presiden. DPR RI tidak punya hubungan dengan pembentukan pemerintahan.

Tapi problemnya, lanjut Fahri lagi, sistem ini tidak berjodoh dengan multipartai. Sistem presidensial hanya berjodoh dengan sistem dua partai.

Padahal, di Negara-negara yang mapan demokrasinya, umumnya sistem presidensial hanya memiliki paling banyak lima partai.

"Kita ini, kan, ada sepuluh partai sekarang. Kita tidak tahu partai pemerintah visinya seperti apa. Orang masuk pemerintahan bukan karena visi dan ide, tapi karena diajak. Atau diutus partai sebagai petugas partai," cetus Fahri.

"Maka dalam kabinet Jokowi ada menteri yang sosialis, kapitalis, ekstrem kiri, dan ekstrem kanan. Semuanya campur kaya gado-gado. Presidennya bagi-bagi akte seperti seorang sosialis, tapi juga bagi-bagi saham seperti seorang kapitalis," kritik Fahri. (Alf)

tag: #fahri-hamzah  #pilpres-2019  #pemilu-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement