JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyebut, Pilpres 2019 harus menjadi ajang pertarungan gagasan. Bukan hanya menonjolkan sosok figur semata.
"Publik sangat berharap bahwa di dalam Pilpres yang akan datang benar-benar yang dilempar kepada masyarakat adalah pertarungan gagasan, konsep," kata Enny saat dihubungi, Senin (12/11/2018).
Enny menjelaskan, yang dimaksud dengan konsep yang harus diusung oleh pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) adalah apa yang akan dilakukan secara konkrit ketika terpilih. Selain itu, penting juga untuk menyampaikan hal-hal yang telah dilakukan.
Pertarungan gagasan pasangan capres-cawapres semacam ini sudah diterapkan di banyak negara. Sehingga, masyarakat benar-benar memahami arah kebijakan masing-masing pasangan calon.
Enny memberi contoh adalah Pilpres AS 2016 yang menghadapkan Donald Trump dari Partai Republik dan Hilary Clinton dari Partai Demokrat. Pilpres akhirnya dimenangkan oleh Trump.
"Ketika pilihannya Clinton atau Trump, masyarakat sudah tahu kalau Trump nanti warna kerja ekonominya seperti apa, kalau Clinton seperti apa," ungkap Enny.
Budaya pilpres semacam itu, imbuh Enny, tidak pernah terjadi di Indonesia. Enny pun meyakini budaya ini harus mulai diterapkan pada Pilpres 2019.
Pasalnya, selama ini Pilpres di Indonesia hanya terfokus pada figur capres dan cawapres. Gagasan dan konsep yang dimiliki pasangan calon jarang diselami. (Alf)