Editorial
Oleh Pamudji Slamet pada hari Sabtu, 17 Nov 2018 - 13:59:25 WIB
Bagikan Berita ini :

Berpolitik, Antara Data dan Gimik

55benderapartai.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : ist)

Penting mana gimik atau data dalam berpolitik? Ada politisi yang menganggap penting gimik. Politisi lainnya menyebut data yang lebih penting. Politisi lainnya lagi bilang, dua-duanya penting.

Setiap politisi, tentu punya alasan memilih satu dari tiga versi jawaban di atas. Bebas. Toh masing-masing pilihan mempunyai ukuran masing-masing. Sekaligus, mempunyai tujuan dan orientasi masing-masing.

Apakah berpolitik dengan gimik benar-benar sesuai dengan panggung politik saat ini ? Sebaliknya, apakah berpolitik dengan data sejalan dengan realitas politik masa sekarang? Dua pertanyaan ini bisa menjadi alat ukur sebelum menentukan gaya berpolitik.

Dalam kondisi tertentu, berpolitik dengan gimik barangkali lebih efektif. Rangkaian kalimat persuasif, yang disisipi diksi-diksi istimewa, bakal menjelma menjadi gimik politik nan mempesona. Efeknya, publik pun tergoda dan diam-diam menerima gimik dari sang politisi.

Namun, dalam kondisi lain, justru berpolitik dengan data lebih mudah diterima. Setiap kata merujuk kepada data. Kata adalah data, dan data adalah kata. Berpolitik dengan gaya ini akan berujung kepada pencerahan. Inilah gaya politik yang kelak melahirkan politisi serta pemilih rasional.

Sekarang, pilihan ada di tangan politisi. Tetap percaya gimik, atau mulai berpolitik dengan data. (*)

tag: #pemilu-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Editorial Lainnya
Editorial

Redam Harga Masker!

Oleh Firdaus
pada hari Selasa, 18 Feb 2020
Belakangan ini masyarakat terkejut dengan lonjakan harga masker hingga lebih 100% dan barangnya langka di beberapa apotik di Jakarta maupun daerah lainnya. Bahkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha ...
Editorial

Degradasi Etika Pejabat

Keputusan Pemerintah menentukan Pangkalan Militer TNI di komplek Pangkalan Udara Raden Sajad Kepulauan Natuna untuk lokasi observasi 238 WNI dari Wuhan, China, adalah keputusan yang tepat. Pertama, ...