Berita
Oleh ferdiansyah pada hari Senin, 05 Agu 2019 - 08:11:56 WIB
Bagikan Berita ini :
Rektor Impor

Sering di-Bully, Menristekdikti: Saya 'Cooling Down' Dulu

tscom_news_photo_1564967516.jpeg
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir (Sumber foto : ist)

BOGOR (TEROPONGSENAYAN)--Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir memutuskan menurunkan tensi polemik rekrutmen rektor asing di PTN dalam negeri. Gara-gara polemik tersebut, dia mengaku sering di-bully oleh kalangan rektor.

Nasir berpandnahan mengimpor" rektor dari luar negeri agar sistem pendidikan di sebuah kampus bertransformasi secara signifikan. Selanjutnya, akan berimbas pada perbaikan peringkat perguruan tinggi skala global.

Hanya saja, ujarnya, adanya penolakan dari nyaris seluruh perguruan tinggi terkait ide ini membuatnya mengurungkan memikirkan ulang kebijakan ini.

"Tapi karena resisten. Para rektor membully saya semua, dan rasanya ada ketakutan apa yang saya sampaikan. Wah, cooling down dulu, saya menata ulang, yaitu publikasi dulu," kata Nasir di Istana Bogor, Minggu (4/8/2019).

Pada prinsipnya, ujar Nasir, dirinya ingin menantang para rektor di Tanah Air untuk melakukan inovasi pendidikan. Perguruan tinggi juga diminta gencar melakukan kolaborasi dengan kampus global, termasuk dalam hal penerbitan publikasi ilmiah. Nasir ingin para rektor di dalam negeri juga memiliki target terkait perbaikan peringkat perguruan tinggi.

"Nanti (rektor) luar negeri dan dalam negeri akan saya berikan nilai yang sama. Apa strategi yang kamu lakukan? Dalam negeri juga sama, apa yang harus dilakukan. Mereka itu kan tidak berani melihat suatu perubahan. Tapi saya heran. Kok semua membully saya semua ya," kata Nasir.

Nasir sendiri menyayangkan anggapan masyarakat yang masih menganggap tabu segala sesuatu yang berbau asing, khususnya di bidang pendidikan. Apalagi, ujarnya, keberadaan guru besar asing di kampus-kampus dalam negeri masih jarang.

"Kalau ingin memasuki persaingan dunia, masuk di dalam 200 besar, mau tidak mau harus berkolaborasi," kata Nasir.

Nasir memberi contoh Singapura yang dianggap sukses membangun kampus-kampusnya. Nanyang Technological University (NTU) di Singapura misalnya, saat ini berhasil bertengger di jajaran universitas top dunia meski usianya terbilang masih muda.

"NTU kan berdiri tahun 1980-an. Tapi mengapa dia itu sekarang sudah masuk 12 besar dunia, ternyata apa? Dia kolaborasi salah satunya adalah rektor dari AS pernah jadi rektor di NTU tahun 1995. Dosen-dosennya dari Amerika, dari Eropa," katanya. (plt)

tag: #asing  #kemenristekdikti  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Ali Wongso: SOKSI Dukung Penuh Jokowi dan Gibran Berada di Partai Golkar

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 25 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketum SOKSI ,Ir. Ali Wongso Sinaga mendukung penuh Pak Jokowi dan Pak Gibran berada di Partai Golkar. Hal ini sebagaimana pernyataan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto ...
Berita

Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan ...