JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Politisi senior Partai Golkar, Indra Bambang Utoyo serius menantang Airlangga Hartarto maju dalam perebutan Ketua Umum Partai Golkar dalam Munas Desember 2019. Alasannya, dikelola Airlangga suara Golkar anjlok, konflik internal tidak kunjung selesai dan manajemen partai yang hanya ditangan sekelompok orang lingkaran Ketua Umum atau menjurus oligarki.
"Jadi saya kuatir sekali karena perolehan suara Golkar menurun terus dari pemilu ke pemilu. Pemilu tahun ini suara Golkar disalib oleh Gerindra, biarpun kursi di DPR lebih tinggi," ujar Indra Bambang Utoyo dalam perbincangan dengan TeropongSenayan, Senin (18/11/2019).
Menurut Indra penurunan ini karena beberapa hal yang terjadi di internal partai. Pertama dan terutama adalah tidak berhentinya konflik internal. Selain itu juga buruknya manajemen partai. Dua hal yang sebelumnya sangat jauh dari semangat karya dan kekaryaan Partai Golkar.
"Buruknya manajemen partai yang menjurus pada oligarki. Keputusan-keputusan partai tidak melalui mekanisme organisasi yang ada, namun diputuskan oleh kelompok lingkaran satu, tanpa melalui rapat pleno. Bayangkan sejak akhir tahun 2018, baru ada rapat pleno lagi bulan ini atau hampir setahun," tegas Indra Bambang Utoyo yang sudah makan asam garam di Partai Golkar ini.
Tak hanya itu, dia juga menambahkan keputusan-keputusan penting tentang pemilihan pimpinan Fraksi, pimpinan DPR, MPR dan pengajuan calon Menteri juga tidak dilakukan melalui rapat, minimal rapat harian. Bahkan semua keputusan itu seperti operasi senyap.
"Jadi kita pengurus tidak tahu apa.
Kemudian terjadi kubu menjelang Munas (kubu AH dan kubu BS), yang seakan partai ini pecah menjadi dua Kita sudah punya pengalaman tahun 2014 karena cuma ada dua caketum maka Golkar pecah menjadi dua yaitu kubu Munas Ancol dan Bali,"
Lebih memprihatinkan, menurut Indra, suasana dalam Partai Golkar saat ini juga sangat pragmatis. Padahal Partai Golkar sejak didirikan maupun setelah melakukan reposisi saat awal reformasi memiliki ideologi karya dan kekaryaan guna mewarnai kehidupan bangsa dan negara.(ris)