Oleh Bachtiar pada hari Kamis, 13 Agu 2020 - 11:48:55 WIB
Bagikan Berita ini :

Bantu UMKM Ditengah Pandemi, Legislator Bali Ini Dorong Pemerintah Belanja di UMKM

tscom_news_photo_1597294135.jpg
I Nyoman Parta Anggota komisi VI DPR RI, Batik Lengan Pendek (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VI DPR RI I Nyoman Parta mengapresiasi munculnya UMKM-UMKM baru di tengah pandemi Covid-19 ini.

Menurutnya, dengan munculnya UMKM-UMKM baru menandakan bahwa kreativitas dan daya tahan bangsa ini tetap terjaga ditengah berbagai macam persoalan yang cukup pelik seperti sekarang ini.

"Sisi lain dari Pandemi Covid-19, munculnya UKM-UKM baru, usaha mikro, dari jamu, kopi, berbagai jenis makanan, kuliner, berbagai jenis produk dari buah, minuman, dan lainnya. Saya terharu, bangga dan mengapresiasi," kata Parta saat Sosialisasi UU No.2 Tahun 2020 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 di Denpasar, Selasa (11/8).

Sosialisasi dengan tema Penguatan Permodalan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19 ini merupakan Kolaborasi DPR RI dengan PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Bali. Acara ini dihadiri ratusan pelaku UKM dan calon pelaku UKM. GM PT PNM Cabang Bali Jimi Firmansyah juga hadir dalam Sosialisasi ini.

Dalam kesempatan tersebut, Parta menyebutkan ada sejumlah kendala yang dihadapi para pelaku UKM saat ini.

Pertama, mereka tidak mendapat pendampingan dalam mengembangkan usahanya, karena bekerja otodidak. Kedua, mereka ingin mengembangkan usahanya tapi tidak punya modal.

"Ketiga, sudah tidak punya modal juga tidak punya agunan. Kalau gak punya modal, punya agunan kan gak apa-apa kan," ujar Parta.

Karena itu, dalam sosialisasi ini Parta menggandeng PT PNM, lembaga keuangan nonbank yang menyalurkan pinjaman modal bagi pelaku UKM, untuk bisa mengatasi masalah modal pelaku UKM

Untuk diketahui, di PNM ada program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Prasejahtera), yaitu pinjaman modal Rp 2 juta tanpa agunan.

"Kebetulan di Bali ada PT Permodalan Nasional Madani, yang jelas pilihan segmennya adalah mereka yang ingin belajar berusaha. Ada yang memberikan modal Rp2 juta tanpa agunan. Sesungguhnya untuk usaha mikro itu sangat cukup, untuk modal membuat jamu, membuat produk-produk dari buah, menjual sayuran itu sangat cukup. Di tengah kondisi Pandemi hari ini, daripada diam lebih baik kita segera beraktivitas," kata Parta.

Untuk usaha yang sudah berjalan, mereka bisa mengajukan pinjaman modal dalam program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM), dengan plafon pinjaman Rp10 Juta-Rp200 juta. Pinjaman ini harus dengan agunan.

"Teman-teman ini rata-rata baru belajar berusaha. Untuk yang sudah jalan atau yang gagal berusaha dari PNM juga menyiapkan segmen yang lebih besar lewat ULaMM, tapi pakai agunan," ungkap Parta.

Di tengah kondisi ekonomi Bali yang lesu, Parta meminta dan mendorong semua pihak terutama pemerintah untuk belanja di UKM.

"Mengubah pola pemanfaatan dananya, jika ingin berbagi jangan lagi berbagi mie gitu lho. berbagilah produk UKM, jadi berputar uangnya. Pemerintah dan kita semua pilihannya kita harus berbelanja di tempat terdekat agar terjadi perputaran uang, agar uang kita tidak semuanya lari ke luar," tandas Parta.

Pada acara tersebut, peserta yang hadir banyak bertanya terkait pinjaman modal di PT. PNM. GM PT PNM Cabang Bali Jimi Firmansyah menjelaskan, ada dua jenis pembiayaan oleh PNM, yakni Mekaar dan UlaMM.

Mekaar adalah pembiayaan khusus untuk ibu-ibu tapi yang berbasis kelompok. Pinjaman ini tanpa agunan. "Minimal 8 atau 10 orang sampai 30 orang dalam satu wilayah. Atau kalau perlu satu Banjar. Jadi Mekaar ini membina keluarga prasejahtera. Tadinya Prasejahtera kita naik kelas bisa menjadi sejahtera. Mekaar ini menciptakan UKM-UKM baru melalui ibu-ibu Prasejahtera itu," jelas Jimi.

Plafon Pinjaman untuk program Mekaar ini Rp2 juta-Rp8 juta, diberikan secara bertahap. Program ini bisa menghilangkan praktek rentenir yang banyak memberatkan pelaku UKM.

"Modal yang pinjamkan, untuk tahap awal sebesar Rp2 juta dengan jangka waktu bisa 6 bulan atau satu tahun. Kalau 6 bulan angsuran perminggu Rp90 ribu. Kalau satu tahun angsuran perminggu Rp50 ribu. Itu sangat ringan sekali. Itu kita memberantas rentenir yang ada di wilayah Bali. Karena saingan kita bukan perbankan, BPR, nggak. Karena itu nggak diambil BPR sama perbankan," katanya.

Adapun program ULaMM menyasar individu yang usahanya sudah berjalan 1-2 tahun. Pinjamannya harus dengan agunan, dengan plafon pinjaman Rp10-Rp200 Juta.

Lebih lanjut ia menjelaskan, keunggulan dari pembiyaan oleh PNM adalah, selain memberikan pembiayaan kepada nasabah, juga diberikan pelatihan atau capacity building. Nasabah PNM punya tiga keuntungan, yaitu modal finansial, modal sosial dan modal intelektual.

"Modal finansial dikasih modal, modal intelektual dikasih PKU (pengembangan kapasitas usaha). Modal sosial dikasih pembinaan, membuat jejaring sosial," jelasnya. Ia berharap, pembiayaan oleh PNM bisa membantu UKM di Bali. "Kami ingin membantu UMKM di Bali bisa bangkit, bagaimana ekonomi Bali bisa pulih kembali," pungkas Jimi.

tag: #umkm  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement