JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah mengatakan peresmian Masjid Raya Jakarta yang berlokasi di Jalan Raya Daan Mogot, Jakarta Barat, diperkirakan bakal dipolitisir oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi produk kampanye untuk merangkul pemilih muslim pada putaran dua Pilgub DKI Jakarta, April 2017 mendatang.
Untuk mengantisipasi hal itu, Bawaslu DKI Jakarta diharapkan segera turun tangan, dengan mengeluarkan rekomendasi kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), agar sebaiknya peresmian Masjid Raya Jakarta dilakukan usai pencoblosan 19 April mendatang.
"Bawaslu harus memberikan rekomendasi, karena peresmian Masjid Raya Jakarta bisa jadi alat kampanye Ahok. Nanti Ahok bisa bilang kalau dia peduli dengan muslim, karena mengklaim sudah pembangunan masjid," kata Amir Hamzah, Senin (20/2/2017).
Selain itu, Amir juga mempertanyakan sumber dana pembangunan masjid yang konon mencapai Rp 170 miliar tersebut.
"Pemprov DKI harus menjelaskan sumber dananya, apakah dari APBD, CSR atau kantong pribadi Ahok?," ujar Amir.
Pasalnya, lahan lokasi masjid yang memiliki luas 12,8 hektare itu belakangan diketahui bukan aset Pemprov DKI.
"Kalau pakai uang pribadi Ahok, maka seharusnya masjid itu dirobohkan saja, karena tidak bisa digunakan ibadah umat muslim," cetus Amir.
Perobohan masjid tersebut, kata Amir, sesuai Surah At Taubah, dimana umat non muslim tidak boleh membangun sarana ibadah kaum muslim.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan, pada bulan Maret mendatang, Masjid Raya Jakarta yang berlokasi di dekat Rumah Susun Sederhana (Rusunawa) Daan Mogot, Jakarta Barat akan diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). (icl)