Berita
Oleh Sahlan Ake pada hari Jumat, 20 Okt 2017 - 05:36:12 WIB
Bagikan Berita ini :

Dongkrak Suara 2019, PPP Sarankan Jokowi Gandeng Cawapres Islam Moderat

14romhurmuziyromy.jpg
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M.Romahurmuziy (Romy) membuka Sekolah Politik Kader se-Kalimantan Selatan di Asrama Haji Banjarmasin, Kamis (19/10/2017) malam (Sumber foto : Sahlan Ake - TeropongSenayan)

BANJARMASIN (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M.Romahurmuziy (Romi) mengusulkan agar Presiden Joko Widodo menggandeng tokoh Islam moderat sebagai cawapres pada Pilres 2019. Jika melakukan hal tersebut, Romy yakin suara Jokowi akan terdongkrak.

Hal tersebut juga sejalan dengan warna konstituen partai politik berbasis religius (Islam) sebagai salah satu komponen pengusung Jokowi.

"Saya menyampaikan kepada Pak Jokowi, cawapres paling ideal untuk beliau adalah figur Islam moderat. Sebab, wajah Islam moderat dibutuhkan untuk menampik label negatif yang disematkan lawan-lawan politik terhadap Jokowi," kata Romi saat membuka Sekolah Politik Kader se-Kalimantan Selatan di Asrama Haji Banjarmasin, Kamis (19/10/2017) malam.

Dia lalu mengandaikan, bila Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH. Makruf Amin menjadi cawapres Jokowi, maka orang yang melabeli Jokowi negatif akan kehilangan argumen. Sebab, KH. Makruf selama ini dikenal sebagai ikon Islam.

"Label negatif kepada Jokowi akan patah dengan sendirinya. Apalagi, semua label kepada Jokowi itu tidak benar. Sebagai contoh, adalah penetapan Hari Santri yang justru ditetapkan oleh Pak Jokowi sendiri," ujarnya.

Dia menambahkan, PPP melihat Jokowi masih yang terbaik untuk memimpin Indonesia. Oleh karenanya bila pada pilpres mendatang Jokowi didampingi kalangan santri sebagai wakilnya, maka PPP yakin pasangan tersebut akan mendapatkan elektabilitas yang sangat tinggi.

"Hal ini sesuai dengan fenomena coat tail effect atau efek ekor jas. Dimana parpol yang tidak memiliki capres/cawapres sendiri, akan dirugikan dengan fenomena tersebut," tandasnya.

Hal itu disebabkan karena pemilih cenderung untuk memilih capres/cawapres beserta asal parpol pengusungnya. Tentunya, parpol yang berbasis religius (Islam) akan dipilih oleh pemilih jika mengusung cawapres dari kalangan santri atau Islam Moderat.

Di sisi lain, lanjut Romy, capres/cawapres yang elektabilitasnya runtuh, maka juga akan meruntuhkan suara asal parpol pengusungnya. Hal ini terbukti dalam Pilpres 2004, 2009 dan 2014.

"SBY saat itu memiliki elektabilitas yang sangat tinggi, mampu mengerek perolehan suara Partai Demokrat menjadi 7% pada 2004 dan 21% pada 2009.

Coat tail effect berikutnya terjadi Pemilu 2014, dimana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memiliki capres yang begitu populer, yakni Jokowi. Ketika Jokowi terpilih menjadi presiden maka suara PDIP terkerek, dengan perolehan 19% dari suara nasional.(plt)

tag: #romi  #wakilrakyat  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement