JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Hasil survei yang dilakukan lembaga Poltracking Indonesia menempatkan Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi kandidat cawapres terkuat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengatakan, jika dipasangkan dengan Presiden Jokowi, rata-rata elektabilitas Agus mencapai 13,9 persen. Sedangkan bila dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, elektabilitas Agus bisa mencapai 15,85 persen.
"Jadi, bagi Demokrat menawarkan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai cawapres, itu kalkulasi yang paling realistis," kata Hanta Yuda saat memaparkan hasil surveinya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (18/2).
Selain AHY, kandidat cawapres yang diunggulkan di posisi kedua adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Jika dipasangkan dengan Jokowi rata-rata elektabilitas Anies mencapai 10,37 persen. Semenetara bila dipasangkan dengan Prabowo, elektabilitas Anies sebagai cawapres mencapai 15,25 persen.
Menurut Hanta, dibandingkan menjadi kandidat capres, Agus lebih berpeluang untuk menjadi cawapres. Hal ini karena bila dipaksakan menjadi capres elektabilitasnya hanya mencapai 1,7 persen. Elektabilitasnya masih kalah bila dihadapkan dengan Jokowi (57,8 persen) dan Prabowo (32,6 persen).
"Maka AHY kemungkinan bisa jadi cawapres, kalau Demokrat menawarkan AHY," tutur Hanta.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo mengatakan, partai berlambang mercy tersebut hingga saat ini belum memutuskan kader atau tokoh yang akan diajukannya menjadi capres maupun cawapres di Pilpres 2019.
Partai Demokrat, lanjut Roy, juga tak mau meniru apa yang dilakukan para petinggi parpol lain yang telah mengampanyekan sosok sebagai cawapres di Pilpres 2019.
"Sampai saat ini kami belum pernah menyebut posisi untuk tokoh sebagai rising star. Mas AHY itu memang tidak pernah kita sebutkan capres-cawapres. Belum memasang bilboard di mana-mana," kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu. (aim)