Opini
Oleh Syafril Sjofyan (Pengamat Kebijakan Publik, Aktivis Pergerakan 77-78) pada hari Jumat, 27 Apr 2018 - 14:19:53 WIB
Bagikan Berita ini :

Calon Presiden RI Tahun 2019-2024 Hanya Ada Tiga

56ilustrasicapres.jpg.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : ist)

Jika diamati secara seksama "kegaduhan" menuju Pilpres 2019, dengan batas waktu pencalonan pasangan Presiden pada bulan Agustus 2018, meminjam istilah Nana di acara Mata Najwa ; Siapa Berani Jadi Presiden, sampai sekarang baru ada tiga calon Presiden. Yakni petahana Jokowi melalui deklarasi Megawati pada Rakernas PDIPerjuangan di Bali, kedua Prabowo dengan menerima mandat melalui Rakernas Gerindra baru baru ini, dalam pengertian mandat tersebut Prabowo secara pribadi bisa menentukan sikap akhir tanpa melalui partai.

Calon ketiga adalah tokoh nasional Rizal Ramli, yang mengundang media nasional dan daerah ke rumahnya untuk deklarasi sebagai calon Presiden.

Mengenai nama nama yang lain yang berseliweran di jagad raya Indonesia baik medsos maupun media mainstream jika diamati secara teliti belum ada pernyataan resmi dari yang bersangkutan mencalonkan jadi Presiden RI, hanya sekadar "kegenitan" lembaga survei membuat list atau daftar yang sudah didisain tertutup melalui survei mereka, makanya tidak heran setiap lembaga survei mempunyai daftar yang berbeda.

Berbeda dengan ketiga nama tersebut Rizal Ramli, Jokowi dan Prabowo, jika kita bedah satu persatu nama nama yang muncul semua terarah kepada calon Wakil Presiden dan memang mereka bersosialisasi sebagai calon wakil presiden, seperti Muhaimin dengan kampanye nya JOIN ( Jokowi - Cak Imin ) gejala ini hanya ada di Indonesia, sesuatu yang tidak lazim di dunia termasuk di Amerika tidak pernah orang berkampanye sebagai wapres. Sama dengan PKB, PKS dengan 9 calon menempatkan diri sebagai cawapresnya Prabowo termasuk PAN juga berharap demikian.

Demikian juga Golkar, PPP, Ketua Umumnya tdk berharap jadi Presiden karena jauh sebelumnya sudah menyatakan dukungan kepada Jokowi sebagai Presiden, namun demikian partainya berharap tokoh dari Golkar yang disunting jadi wakil presiden. Partai Hanura dalam Rakernasnya mencalonkan Wiranto menjadi Wapres, Partai Nasdem dari Rakernas nya lebih mengarah kepada Gatot Nurmantiyo sebagai cawapres, sehingga waktu itu Gatot dengan tegas menyatakan Jokowi harus dua periode.

Sehingga bisa dimaklumi ketika dalam ILC TVOne tema #Kuda Hitam, Gatot berbicara tidak jelas apakah maju sebagai capres atau cawapres, tergantung rakyat dan Tuhan. Calon lain yang dimunculkan lembaga survei seperti Agus Yudhoyono (AHY), Tuanku Guru Bajang (TGB), Susi Pudjiastuti, Mahfud MD dan lain lain, hanya sekadar di munculkan oleh lembaga survei dan fan (pendukung) mereka, belum ada kejelasan mereka sendiri mau maju.

Dari uraian diatas bisa ditarik kesimpulan oleh masyarakat, secara jelas calon presiden melalui rakernas partai dan deklarasi tokoh secara formal hanya tiga tokoh yakni Rizal Ramli, Prabowo dan Jokowi.

Sedangkan daftar yang banyak mengemuka melalui medsos dan media mainstream, jika dihitung ada sekitar 21 nama, hanya berharap sebagai calon wakil presiden.

Pertanyaannya kenapa di Indonesia yang laku jabatan wakil presiden, jika mengacu kepada Amerika Serikat, wakil presiden hanya sebagai ban cadangan, diperlukan jika presiden berhalangan, bahkan resminya tidak ikut dalam rapat-rapat kabinet. Sementara di Indonesia jika dipelajari sejak M. Hatta sampai Megawati wapres juga sama fungsinya, kecuali zaman SBY, dimana ketika itu JK sebagai wapres menjadi real presiden.

Itulah Indonesia ada sesuatu yang tidak lazim menjadi ladang rebutan.

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...